Kamis, 01 Agustus 2013

Noffret’s Note: Cangkang

Apa beda anak ayam di dalam dan di luar telur?
Benar, yang satu masih dalam cangkang.
—Twitter, 8 Juli 2012

Cangkang telur tidak hanya berarti tempat hidup
yang sempit, tetapi juga paradigma yang picik.
—Twitter, 8 Juli 2012

Siapa pun yang hidup dalam cangkang
akan menganggap dirinya paling besar, paling hebat,
bahkan paling suci, tak terkalahkan.
—Twitter, 8 Juli 2012

Dalam cangkang, orang hanya melihat dirinya sendiri, sibuk
dengan hidupnya sendiri, bahkan terobsesi dirinya sendiri.
—Twitter, 8 Juli 2012

Di dalam cangkang dengan cakrawala terbatas,
ruang hidup begitu sempit hingga siapa pun
mudah sampai di titik puas.
—Twitter, 8 Juli 2012

Dalam cangkang tidak ada pencarian.
Apa yang harus dicari bagi seseorang
yang merasa dirinya paling besar?
—Twitter, 8 Juli 2012

Sempitnya cangkang juga menjauhkan kita
dari kesadaran, bahwa di dunia ini kita tidak sendirian.
—Twitter, 8 Juli 2012

Cangkang adalah cermin pribadi dengan kesadaran terbatas,
karena tak pernah mengenal arti hidup secara luas.
—Twitter, 8 Juli 2012

Jadi, penghuni cangkang biasanya punya sifat
dan sikap serupa: Angkuh, merasa paling besar
dan hebat, memuja diri sendiri.
—Twitter, 8 Juli 2012

Ketika akhirnya cangkang itu pecah,
dan kenyataan sesunguhnya tampak oleh mata,
kesadaran pun berdarah-darah.
—Twitter, 8 Juli 2012

“Menggeliatlah dalam matimu,” kata Sunan Kalijaga.
Kematian adalah cangkang, yang mematikan kesadaran,
menghentikan pencarian.
—Twitter, 8 Juli 2012

Hidup dimulai setelah kita keluar dari cangkang.
Kehidupan dimulai saat kita melangkah dengan kesadaran.
—Twitter, 8 Juli 2012

Pertanyaan yang paling menggelisahkan,
“Kapan kita akan keluar dari cangkang?” Atau
jangan-jangan kita tak sadar hidup dalam cangkang?
—Twitter, 8 Juli 2012

Riset terbaru psikologi: Narsis adalah kelainan mental.
Bagiku, narsis hanyalah cerminan pribadi dalam cangkang.
—Twitter, 8 Juli 2012

Banyaknya masalah hidup kita, sebenarnya, karena
sebagian orang masih hidup dalam sempitnya cangkang.
—Twitter, 8 Juli 2012

Dalam cangkang, orang kadang tidak hanya
narsis secara fisik, tapi juga narsis psikis:
Merasa paling benar dan paling suci.
—Twitter, 8 Juli 2012

Cangkang membentuk kita menjadi autistik
yang narsistik. Terobsesi diri sendiri,
dan menganggap diri sebagai pusat bumi.
—Twitter, 8 Juli 2012

Dalam cangkang, kita akan marah jika mendengar orang
menyatakan dunia ini luas, dan alam semesta tak berbatas.
—Twitter, 8 Juli 2012

Selama terkurung cangkang, kita juga sulit menerima
jika ada yang lebih besar dari kita.
—Twitter, 8 Juli 2012

Semua buku psikologi, motivasi, inspirasional,
bahkan filsafat, dapat dirangkum dalam kalimat ini:
Keluarlah dari cangkang.
—Twitter, 8 Juli 2012


*) Ditranskrip dari timeline @noffret

 
;