Senin, 17 Agustus 2015

Soal @three4yu, @macangadungan, dan yang Saya Pikirkan

Selain puisi dan bunga, uang seratus ribu dan
permintaan doa agar yang memberi selalu lapang rejeki
juga bisa bikin cewek terenyuh.
@three4yu


Ada teman bertanya, “Kamu tidak suka orang ngomongin seks dan selangkangan secara vulgar. Tapi kenapa kamu mem-follow akun @three4yu di Twitter? Dia kan juga sering nge-tweet hal-hal seputar seks dan selangkangan?”

Bisa jadi, pertanyaan serupa juga ingin ditanyakan orang lain, khususnya yang sering membaca blog ini dan mem-follow akun saya di Twitter. Karenanya, saya merasa perlu memberikan jawaban dan penjelasan, agar tidak makin banyak yang salah paham. Namun, sebelum saya mulai ngoceh panjang lebar untuk menjawab dan menjelaskan, mari kita lihat kembali catatan saya mengenai seks dan selangkangan, agar kita bisa berbicara secara objektif dan kontekstual.

Berikut ini beberapa kalimat yang saya kutip dari catatan saya, Seks dan Selangkangan. Perhatikan bagian yang saya cetak tebal:

1) Cewek yang membicarakan seks secara vulgar dengan banyak orang mungkin akan menarik banyak cowok. Tapi yang jelas bukan aku.

2) Tentu munafik kalau aku bilang tak tertarik pada seks. Tapi aku tak pernah tertarik pada obrolan seks yang vulgar dengan banyak orang.

3) Membicarakan seks dan selangkangan dengan banyak orang secara vulgar itu murahan. Dan aku tak pernah tertarik dengan apa pun yang murahan.

4) Jika temanku membicarakan seks dan selangkangan secara vulgar dengan banyak orang, aku akan menjauh dan pura-pura tak mengenalnya.

5) Jika aku punya pacar yang membicarakan seks dan selangkangan secara vulgar dengan banyak orang, aku akan memutuskannya... detik itu juga.


Well, sudah melihat yang saya maksud? Pada semua kalimat tersebut, poin yang saya cetak tebal adalah “membicarakan dengan banyak orang”. Agar kalian lebih memahami yang saya maksud, sekarang saya akan mengutip kalimat pada catatan lain, yang juga menyinggung topik ini (post selengkapnya bisa dibaca di sini). Sekali lagi, perhatikan bagian yang saya cetak tebal.

“Di dunia ini hanya ada dua tempat yang bisa kita gunakan untuk membicarakan seks secara terbuka dengan banyak orang. Pertama di seminar, dan kedua dalam tulisan ilmiah (atau setidaknya dalam tulisan satu arah—tidak ada komunikasi antara pembaca dan penulis). Di luar itu, obrolan seks dengan orang banyak akan menjadi vulgar, bahkan murahan.”

Sekarang, apa sebenarnya yang dimaksud “membicarakan seks secara vulgar dengan banyak orang”? Agar penjelasannya lebih mudah dipahami, sekarang kita akan gunakan ilustrasi.

Umpamakan saja ada cewek bernama Mawar. Di Twitter atau Facebook, Mawar sangat hobi membicarakan seks dan selangkangan secara vulgar dengan banyak orang. Dengan cowok A, dia membicarakan seks. Dengan cowok B, dia membicarakan seks. Dengan cowok C, dia membicarakan seks. Dengan cowok D sampai cowok Z, dia membicarakan seks.

Tidak cukup hanya membicarakan seks secara vulgar dan terbuka dengan siapa pun, Mawar juga hobi menghubung-hubungkan apa pun dengan seks dan selangkangan. Cowok A menulis tweet soal handuk, Mawar merespons dengan menghubungkan handuk dengan seks. Cowok B menulis status soal badan yang capek, dan Mawar menghubungkan hal itu dengan seks. Dan begitu seterusnya.

Itulah yang saya maksud “membicarakan seks secara vulgar dengan banyak orang”, yaitu membicarakan seks dengan siapa pun, bahkan menghubungkan apa pun dengan seks. Biasanya orang yang punya kecenderungan semacam itu—cowok maupun cewek—bertujuan untuk menarik perhatian. Dan, demi segala demi, saya tidak pernah tertarik dengan orang semacam itu. Yang ada, saya justru merasa risih.

Hal itu berbeda dengan akun @three4yu. Memang benar dia rajin menulis tweet seputar seks dan selangkangan. Tapi dia hanya menulis, dan tidak membicarakannya dengan banyak orang. Saya ulangi, dia tidak membicarakannya dengan banyak orang! Dia hanya menulis tweet di timeline-nya, dan membiarkan siapa pun membaca. Memang kadang terjadi interaksi antara @three4yu dan follower-nya, tapi sebatas interaksi yang wajar sebagaimana orang umumnya.

Lebih dari itu, @three4yu memang menjadikan akun Twitter-nya sebagai semacam sex daily. Karenanya, siapa pun yang mem-follow akun miliknya telah menyadari bahwa timeline @three4yu memang sering men-tweet seks dan selangkangan. Ketika saya mem-follow akun @three4yu, saya pun sudah menyadari kenyataan itu. 

Mungkin ada yang gatal ingin bertanya, kenapa saya mem-follow akun @three4yu? Jawabannya sederhana, karena saya menganggap tweet-tweet-nya bermanfaat, khususnya bagi saya! Bahkan, terus terang, saya bersyukur ada wanita yang mau menulis tweet-tweet semacam itu. Bagi saya, itu pelajaran yang tidak bisa saya dapatkan di mana pun.

Sekarang saya ingin berterus terang mengenai latar belakang saya mem-follow orang-orang (khususnya wanita) tertentu di Twitter. Ada wanita-wanita yang mungkin tidak terkenal, biasa menulis tweet tidak jelas (bukan tweet-tweet bijak atau semacamnya), tapi saya mem-follow mereka. Saya hanya mem-follow, tapi nyaris tidak pernah berkomunikasi dengan mereka.

Salah satu wanita yang saya follow di Twitter, misalnya, adalah @macangadungan. Dia bukan selebritas atau semacamnya—dia wanita biasa, jenis wanita yang biasa saya temui sehari-hari. Saya tidak mengenal dia secara langsung. Tapi saya mem-follow akun Twitter-nya. Kenapa? Karena @macangadungan menulis di Twitter sebagai seorang wanita!

Ketika menulis tweet di Twitter, @macangadungan men-tweet hal-hal keseharian yang dialaminya sebagai seorang wanita. Tentang kerja lembur, tentang galau soal pacar, tentang barang yang ketinggalan, tentang perasaannya, pikirannya, hatinya, dan hal-hal remeh-temeh yang dia alami sebagai wanita. Tweet-tweet-nya kadang tidak jelas, bahkan tidak jarang juga konyol, tapi jujur dan apa adanya.

Bagi saya, tweet-tweet @macangadungan adalah pelajaran tentang memahami “apa sebenarnya yang dialami wanita dalam sehari-hari”—tentang kehidupannya, kebiasaannya, perasaannya, pikirannya, anything. Dan latar belakang itulah yang menjadikan saya mem-follow akunnya, yakni untuk belajar tentang wanita.

Sebagai lelaki, saya butuh pengetahuan tentang wanita. Beberapa pengetahuan mungkin dapat saya peroleh lewat buku-buku atau artikel ilmiah di berbagai media. Tapi ada jenis pengetahuan yang tidak bisa didapatkan melalui buku atau artikel ilmiah mana pun. Salah satunya adalah pengetahuan tentang keseharian wanita, yang biasa dialami wanita dalam kehidupan sehari-hari—hal-hal yang tidak mungkin dibahas di buku atau artikel ilmiah. Dalam hal itu, tweet-tweet @macangadungan—bagi saya—memberikan pelajaran tentang hal tersebut, bahkan secara live!

Latar belakang semacam itulah yang membuat saya mem-follow beberapa wanita di Twitter, meski kami mungkin jarang—bahkan tidak pernah—berinteraksi. Mereka mungkin bukan selebritas, bukan orang terkenal, pendeknya seorang wanita biasa. Tapi saya menyukai tweet-tweet mereka, karena memberikan pelajaran yang tidak bisa saya peroleh di mana pun, khususnya soal wanita. Latar belakang itu pula yang membuat saya mem-follow akun @three4yu.

Jika @macangadungan biasa men-tweet hal-hal keseharian sebagai wanita, @three4yu men-tweet hal-hal seputar seks dan urusan suami-istri dari sudut pandang wanita—dan dia mengungkapkannya secara jujur. Bagi lelaki bodoh seperti saya, itu juga pelajaran penting yang perlu saya pahami, agar saya tahu seperti apa pikiran dan perasaan wanita terhadap urusan seks dan hubungan suami-istri.

Jujur saja, saya telah membaca ratusan buku pengetahuan seks, dari yang ditulis Naek L. Tobing sampai yang diulas Alfred Kinsey, dari urusan anatomi seks sampai multi-orgasme dan G-Spot dan Kamasutra dan Tantra dan... oh, well, sebut apa pun. Tetapi semua buku ilmiah itu tidak ada satu pun yang menjelaskan hal-hal sebagaimana yang ditulis @three4yu dalam tweet-tweet-nya!

Bisakah kalian memahami yang saya pikirkan? Saya tahu hal-hal mendalam tentang banyak hal, tapi saya justru kebingungan ketika memahami hal-hal yang bisa dibilang “biasa”. Saya tahu teori-teori rumit soal psikologi wanita, tapi saya tidak tahu bagaimana keseharian mereka. Saya tahu teori-teori seksologi seputar wanita, tapi saya tidak tahu bagaimana pikiran dan perasaan wanita tentang seks yang sebenarnya!

Di tengah-tengah kegalauan semacam itulah, saya sangat bersyukur dengan adanya @macangadungan dan @three4yu—atau wanita lainnya—di Twitter, sehingga saya bisa mem-follow mereka, dan belajar tentang hal-hal yang tidak saya tahu tentang wanita. Tanpa mereka sadari, mereka telah memberikan banyak pengetahuan penting kepada saya—tentang wanita, tentang perasaan wanita, tentang pikiran wanita, tentang keseharian wanita, anything.

Di Twitter, saya bahkan lebih tertarik pada orang-orang yang men-tweet hal-hal biasa—seputar keseharian, dan hal-hal semacam itu—daripada akun-akun yang biasa menyemburkan pengetahuan ilmiah atau tweet-tweet bijak. Percayalah, dalam hal pengetahuan ilmiah dan kebijaksanaan, saya sudah belajar terlalu banyak! Yang masih saya butuhkan adalah pelajaran tentang wanita, yang langsung diberikan seorang wanita! Dan, oh ya, harus secara jujur dan apa adanya!

Jadi, sekarang kalian telah melihat alasan mengapa saya mem-follow @three4yu, meski dia biasa menulis tweet seputar seks dan selangkangan. Dia memang rajin menulis tweet soal seks dan selangkangan, tapi dia tidak membicarakannya dengan banyak orang! Poin itulah yang saya perhatikan. Dia hanya menulis pikiran dan perasaannya soal seks dan hubungan intim, secara jujur, apa adanya, tanpa sok jaim-jaiman, tetapi—sekali lagi—dia tidak membicarakannya dengan banyak orang!

Memang, di Twitter ada banyak wanita yang suka menulis tweet soal seks dan selangkangan. Tapi umumnya mereka menulis hal-hal itu untuk menarik perhatian, sehingga mereka juga aktif membicarakannya dengan siapa saja yang kebetulan menyambar. Karenanya pula, wanita-wanita itu pun biasanya belum punya pasangan.

Hal itu berbeda dengan @three4yu. Dia punya suami—saya tahu betul hal itu, karena saya juga mem-follow akun suaminya di Twitter. Saya bahkan tahu mereka telah memiliki seorang anak kecil yang lucu. Karenanya, ketika men-tweet soal seks dan selangkangan, @three4yu memang murni ingin menulis soal itu, bukan dengan maksud menarik perhatian atau mencari pasangan. Sekali lagi, bisakah kita melihat perbedaan esensialnya?

Jika wanita menulis tweet soal seks dan selangkangan dengan tujuan untuk menarik perhatian, hampir bisa dipastikan tweet-nya tidak jujur. Mengapa? Karena tujuannya untuk menarik perhatian! Bagaimana pun, dia akan berusaha membuat tweet-nya semenarik mungkin, agar dapat menarik perhatian. Dan, terus terang, saya tidak tertarik pada tweet-tweet semacam itu!

Hal itu, sekali lagi, berbeda dengan @three4yu. Dia menulis secara jujur, apa adanya, karena tweet-tweet-nya memang tidak ditujukan untuk menarik perhatian. Dia hanya menuliskan hal-hal yang dipikirkan atau dirasakannya sebagai seorang wanita, sebagai istri, sebagai ibu, sebagai seorang pasangan. Tweet-tweet jujur semacam itulah yang saya butuhkan, untuk belajar... agar saya lebih bisa memahami wanita.

Akhirnya, saya berharap @three4yu, @macangadungan, juga wanita-wanita lain di Twitter, terus men-tweet hal-hal biasa tentang diri mereka sebagai wanita, secara jujur dan apa adanya seperti biasa, agar lelaki-lelaki bodoh seperti saya bisa terus belajar tentang wanita. Percayalah, di luar sana ada banyak lelaki yang sama bodohnya dengan saya, namun mungkin terlalu malu untuk mengakuinya.

 
;