Kamis, 15 Oktober 2015

Andaikan Saya Seorang Pembohong

Sungguh menggelikan melihat orang bisa asyik
berbohong sambil membawa-bawa nama Tuhan,
seolah Tuhan akan melindungi kebohongan.
@noffret


Andaikan saya seorang penjahat. Sebagai penjahat, saya sering mengirimkan e-mail berisi virus/trojan ke alamat-alamat e-mail yang saya bidik, untuk memata-matai aktivitas mereka di dunia maya.

Sampai kemudian, saya terjebak pada kejahatan saya sendiri.

Suatu hari, saya mengirim virus/trojan ke alamat e-mail-mu. Seketika, kau pun tahu kiriman virus itu berasal dari saya, karena satu-satunya orang yang tahu alamat e-mail-mu cuma saya. Tidak ada orang lain yang tahu alamat e-mail-mu selain saya. Jadi, ketika kau mendapati e-mail-mu memperoleh kiriman virus terus menerus, kau pun tahu bahwa pengirimnya adalah saya.

Lalu kau bertanya pada saya, kenapa saya mengirim virus ke e-mail-mu terus menerus. Saya mengelak dan menolak tuduhanmu, memberikan jawaban yang terdengar logis tapi bohong, dan kau tahu saya telah berbohong.

Kau pun jengkel, dan menuduh saya pembohong. Kenyataannya memang saya berbohong, dan kita berdua tahu kalau saya memang berbohong.

Kau berkata, “Di dunia ini, cuma kau satu-satunya yang tahu alamat e-mail-ku. Aku tidak pernah menggunakan alamat e-mail itu untuk apa pun, selain berkomunikasi denganmu, itu pun cuma sekali. Tidak mungkin orang lain bisa mengirim apa pun ke alamat e-mail-ku, karena mereka memang tidak tahu alamat e-mail-ku!”

Tetapi, seperti umumnya penjahat sekaligus pembohong, saya mencoba menjelaskan dengan berdalih, “Aku tidak bohong, demi Tuhan! Meski bukti-bukti menunjukkan aku berbohong, tapi aku tidak berbohong! Terkutuklah aku kalau berbohong! Kalau kau tidak percaya, mari kita ketemu, biar kuperlihatkan laptopku!”

Apakah kau tertarik untuk melihat laptop saya? Tentu saja tidak! Jangankan tertarik untuk bertemu—bahkan meneruskan komunikasi saja, kau sudah tak berminat.

Kenapa? Karena saya sudah jelas berbohong. Jika seseorang sudah berbohong, tidak ada jaminan dia tidak akan berbohong lagi. Peduli setan dengan melihat laptop. Kalau dasarnya sudah bohong, apa saja bisa diutak-atik menjadi kebohongan. Bahkan, seorang pembohong bisa bersumpah atas nama Tuhan atau atas nama apa pun, demi menutupi kebohongannya.

Kebohongan, kau tahu, perbuatan yang tampak ringan tapi menjadi akar segala macam keburukan, kerusakan, dan kejahatan.

Di atas altar kebohongan, bahkan Tuhan pun disembelih.

 
;