Senin, 14 Desember 2009

Kepada Para Koruptor



Kalau kau melakukan kejahatan kepada orang yang dapat membalasmu, maka urusanmu telah selesai—kejahatan telah dibalas kejahatan. Tetapi jika kau melakukan kejahatan kepada orang yang tidak dapat membalasmu, maka alam semesta yang akan membalaskannya. Dan jika alam semesta yang membalasmu, maka saksikanlah saat kehancuranmu.


Kepada para koruptor di mana pun kalian berada,

Waktu kutulis catatan ini, aku menyadari bahwa kalian pasti terlalu sibuk dengan urusan hidup kalian sendiri, sehingga pasti tak akan sempat membuka blog ini, apalagi sampai membaca catatan ini. Tetapi aku menulis catatan ini dengan niat baik, dan aku tahu bahwa alam semesta tak akan pernah menyia-nyiakan setiap niat baik untuk apa pun. Jadi aku pun percaya, entah bagaimana caranya, catatan ini akan sampai di depanmu untuk kaubaca.

Secara pribadi, aku tidak ingin kau ditangkap, ditahan, diadili, atau dipenjara, akibat perbuatan korupsimu. Oh, aku serius, fellas!

Korupsi adalah kejahatan besar manusia, karena ia menciptakan efek berantai atas penderitaan manusia lainnya. Semakin tinggi jabatanmu, semakin besar korupsimu, semakin panjang pula efek berantai yang ditimbulkan dari kejahatanmu. Karenanya, penangkapan, penahanan, pengadilan, atau bahkan pemenjaraan atas pelaku korupsi terlalu ringan jika dianggap sebagai hukumannya.

Lebih dari itu, aku sulit percaya pada sistem yang korup dalam mengadili para pelaku koruptor. Jadi, daripada mengharapkan kau diadili oleh sistem yang sama korupnya—yang pastinya tidak akan menghasilkan keadilan yang benar-benar adil—lebih baik aku berharap dan berdoa semoga kau mendapatkan keadilan yang benar-benar adil; Keadilan dari alam semesta.

Sebagai sesama manusia, aku tentunya harus mendoakan hal-hal yang baik untuk sesama manusia, begitu pun untukmu. Jadi, aku berdoa, semoga kau secepatnya insyaf dan segera mengembalikan setiap rupiah yang kaumiliki dari hasil korupsi. You know, taubat dan insyaf dari kejahatan saja tidak cukup, kalau kau tetap mendekap erat hasil kejahatanmu.

Dan, sebagai sesama manusia pula, aku memiliki perasaan yang bisa terluka karena menyaksikan perbuatan jahatmu. Jadi, jika doaku yang baik tidak terjawab, dan kau tetap juga tidak insyaf, maka aku pun akan berdoa sebagai manusia yang teraniaya. Mungkin kau tidak mengenalku, tetapi efek perbuatanmu mengenaiku—karena kejahatan korupsi yang kaulakukan menciptakan mata rantai yang ikut menyentuh hidupku.

Karenanya, jika doaku yang baik terabaikan, maka aku pun akan berdoa, semoga alam semesta segera membalas perbuatanmu. Oh, mungkin kau tersenyum—tapi biar kujelaskan sesuatu yang akan segera merenggut senyummu.


Kepada para koruptor di mana pun kalian berada,

Ada satu hukum rahasia yang diberlakukan alam ini kepada setiap manusia yang hidup di dalamnya. You know, hidup adalah sebuah permainan—dan ini adalah permainan yang benar-benar fair. Kau bermain dengan benar atau salah, maka nilai yang akan kaudapatkan tepat sama sesuai permainanmu. Kau akan mendapatkan hasil atas setiap perbuatanmu. Dan jika kau tidak sempat mendapatkan “hasil” itu karena mungkin kau keburu mati, maka “hasil” itu akan diberikan kepada keluargamu, kepada anak-anakmu, atau kepada anak-anak dari anak-anakmu.

Orang-orang Barat menyebut ini dengan istilah “Serendipity”. Orang Timur menyebutnya “Karma”. Aku sendiri menyebutnya “Aturan main alam semesta”. Kau percaya atau tidak, kau mau menerima atau mengingkari, tetap saja kau tidak bisa lari dari aturan main ini. Dan mungkin kau pun tidak percaya kalau kukatakan bahwa aku telah menghabiskan lebih dari separuh umurku hanya untuk mempelajari dan membuktikan bahwa ini benar!

Tidak ada perbuatan yang sia-sia di bawah langit—entah kebaikan atau kejahatan—bahkan setiap kepak sayap kupu-kupu sekali pun akan menciptakan perubahan di muka bumi.

Alam semesta menyaksikan setiap tangan manusia—baik tangan yang mengambil ataupun tangan yang memberi, baik tangan yang menyentuh ataupun tangan yang melukai. Dan setiap tangan ini akan mendapatkan balasannya—entah bagaimana caranya, entah kapan pun waktunya, entah di mana pun tempatnya. Tidak ada benih yang sia-sia, baik benih kebaikan atau benih kejahatan—semuanya sama di hadapan alam semesta.


Jadi, para koruptor di mana pun kalian berada,

Sekarang duduklah sejenak di kursimu, dan endapkan kenyataan ini. Ingat-ingatlah siapa pun yang pernah kaukenal, yang juga melakukan korupsi sama sepertimu, dan perhatikan apa yang terjadi dengannya.

Sekian tahun yang lalu mungkin seseorang melakukan korupsi—ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya—dan lihat apa yang kemudian terjadi. Mungkin dia selamat dari hukum manusia, karena bisa menyembunyikan kejahatannya. Tetapi dia tidak bisa bersembunyi dari tatapan mata alam semesta.

Karena dia mengambil sesuatu yang bukan haknya, maka alam semesta pun membalas tepat sama—mengambil sesuatu milik orang itu—entah kesehatannya, entah keluarganya, entah kedamaian dan kebahagiaannya, entah pula usia dan hidupnya. “Tuhan tidak tidur,” kata orang Indonesia. Dan alam semesta memang tidak pernah berhenti bekerja. Cepat atau lambat, giliranmu akan segera tiba.

Mungkin kau bisa menyembunyikan kejahatanmu dari mata manusia, tetapi apa yang dapat kausembunyikan dari tatapan alam semesta? Jika kau berpikir bisa menyembunyikan kejahatanmu, dan yakin akan selamat atas perbuatan jahatmu, maka aku ingin kau tahu bahwa kau orang paling tolol yang pernah ada. Jika Adam harus terusir dari surga hanya karena memakan secuil buah terlarang, maka anak turunnya pun akan menghadapi hukum yang sama.

Aku terluka oleh perbuatanmu, kau tahu. Aku terluka, tetapi aku tidak bisa mengharapkan sistem negeri ini membalaskan lukaku kepadamu, karena mereka pun sama melukaiku. Aku adalah jiwa teraniaya, sama seperti jutaan jiwa lainnya, akibat perbuatanmu. Dan jika ada suara yang paling menyiksa bagi telinga alam semesta, maka itu adalah suara jeritan jiwa-jiwa teraniaya, yang akan memaksanya untuk segera membalaskan luka-luka mereka.


Kepada para koruptor di mana pun kalian berada,

Seperti yang telah kukatakan, hidup ini memberlakukan permainan yang benar-benar fair… dan adil. Kalau kau berbuat jahat kepada orang lain yang dapat membalas kejahatanmu, maka urusanmu telah selesai. Kejahatan telah dibalas kejahatan. Tetapi kalau kau melakukan kejahatan terhadap orang lain yang tidak dapat membalasmu, maka alam semesta yang akan membalasnya. Dan jika alam semesta yang membalas perbuatanmu, maka selamat datang di mimpi burukmu!

Apa yang kaupikirkan sekarang? Bahwa kau masih sehat dan tenteram dan hidup? Jangan naif, fellas. Sebagaimana mafia akan membalas dendam jika musuhnya telah lupa, alam semesta pun akan membalasmu pada waktu yang tak pernah kausangka-sangka. Kelak, di suatu hari yang tak pernah kauduga, sesuatu akan datang ke dalam hidupmu, dan kau akan dipaksa untuk menatap kejahatanmu, untuk mempertanggungjawabkannya dengan cara yang amat menyakitkan.

Lupakan hukum manusia—karena kau tahu mereka dapat kausuap dengan uang hasil korupsimu. Tetapi, kau tahu, ada yang tak pernah dapat kausuap dengan uang berapa pun banyaknya—dan kau pun tahu, bahwa detik-detik eksekusi itu pasti akan tiba… cepat atau lambat.

Tidak ada kejahatan yang abadi, karena hidupmu pun tidak abadi. Tetapi… demi Tuhan dan demi para malaikat yang suci, aku bersumpah bahwa pembalasan untukmu pasti akan sampai.


 
;