Kamis, 07 Januari 2010

Hikmah Di Balik Masalah

“Setiap masalah mengandung benih pemecahannya sendiri.” Pernyataan penting itu diucapkan oleh Stanley Arnold, seorang pemikir terkemuka, ketika menekankan pentingnya kenyataan bahwa pemecahan setiap masalah ada di dalam masalahnya itu sendiri.

Hampir selalu orang mengasumsikan masalah itu buruk. Padahal sebaliknya, bisa saja suatu masalah mungkin, dan biasanya, memang baik.

Apabila Tuhan ingin memberi kita sesuatu yang berharga, bagaimana kira-kira Dia akan melakukannya? Apakah Tuhan akan membungkusnya dalam kemasan mewah dan menyerahkannya kepada kita di atas nampan emas? Tidak. Tuhan terlalu bijaksana untuk melakukan itu. Lebih mungkin Tuhan akan membenamkannya pada inti dari masalah yang sulit dan besar, dan menyaksikan dengan penuh harap untuk melihat apakah kita mempunyai ketabahan untuk memecahkan masalah tersebut dan menemukan pada intinya yang mungkin disebut mutiara berharga.

Segala sesuatu ada hikmahnya. Begitu pun dengan masalah, kegagalan, ataupun kekalahan. Saya percaya itu sebagai salah satu aturan main dalam hidup ini, dan begitulah cara Tuhan memberikan pelajaran-pelajaran penting kepada hamba-hamba-Nya melalui jalan kehidupan.

Ada kisah menarik menyangkut hal ini, tentang seorang Raja yang mempunyai penasihat bijak. Penasihat itu selalu mendampingi kemana pun sang Raja pergi, dan nasihat yang selalu diberikannya adalah, “Segala sesuatu pasti ada hikmahnya.”

Suatu hari, Raja itu pergi berburu, dan terjadi suatu kecelakaan kecil. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan anak panahnya dan mengenai kakinya sendiri hingga menimbulkan sedikit luka. Sang Raja meminta pendapat penasihatnya mengenai kecelakaan kecil itu, dan sang Penasihat mengatakan, “Segala sesuatu pasti ada hikmahnya, Baginda.”

Mendengar jawaban tersebut, sang Raja yang masih kesakitan akibat terluka itu menjadi marah, dan ia langsung memerintahkan pengawalnya agar memenjarakan sang Penasihat yang bijak. Setelah si Bijak dipenjara, sang Raja datang kepadanya dan bertanya, “Sekarang, apa yang kaupikirkan?”

Sekali lagi Penasihat yang bijak itu menjawab, “Segala sesuatu pasti ada hikmahnya.”

Beberapa hari kemudian, sang Raja kembali pergi berburu, namun kali ini tidak ditemani penasihatnya yang masih terkurung dalam penjara. Dalam perjalanan berburu itu, sang Raja tersesat masuk ke dalam hutan yang dihuni oleh para kanibal, dan ia beserta para pengawalnya ditangkap dan dibawa ke tempat mereka. Para kanibal itu biasa memakan daging manusia sebagai santapan sehari-hari, dan mereka merencanakan untuk memasak hasil tangkapannya kali ini.

Sebelum dimasukkan ke dalam kuali besar untuk dimasak, beberapa orang kanibal itu memeriksa tubuh sang Raja secara teliti untuk memastikan tubuh itu benar-benar sehat dan sempurna untuk disantap, sebagaimana tradisi orang kanibal. Ketika mereka menemukan sebuah luka kecil di bagian kaki sang Raja, mereka pun segera melepaskan sang Raja, karena menurut mereka luka itu merupakan cacat. Sang Raja pun terbebas dari kematian yang mengerikan karena luka kecil itu. Detik itu pula ia sadar pada pesan yang biasa disampaikan oleh penasihatnya yang bijak, bahwa segala sesuatu yang terjadi selalu dan pasti ada hikmahnya.

 
;