Kamis, 07 Januari 2010

Kebaikan Hati



Dulu, pada waktu saya masih duduk di bangku SMA, seorang kakak kelas saya meminta tolong untuk menuliskan sebuah surat cinta buat gadis pujaannya, karena dia tak punya keberanian untuk mengungkapkannya secara langsung. Waktu itu pun belum musim ponsel atau SMS seperti sekarang. Karena saya merasa cukup bisa merangkai kata-kata yang indah, saya pun bersedia menolongnya. Ketika surat itu selesai saya tuliskan, saya berikan kepadanya. Tak berselang lama, saya pun tahu kalau dia telah pacaran dengan orang yang dicintainya.

Tujuh tahun setelah itu, saya sudah lupa sama sekali tentang hal itu, bahkan saya sama sekali tak tahu lagi bagaimana keadaan mereka karena selepas dari SMA, kami sama sekali tak pernah ketemu lagi. Sampai suatu malam, seorang lelaki datang ke rumah saya. Dia kakak kelas saya yang dulu pernah minta tolong dibuatkan surat cinta itu. Malam itu dia kembali mengucapkan terima kasih karena saya dulu pernah menolongnya, dan dia mengaku sangat bahagia dalam hubungannya dengan kekasihnya. Malam itu pula dia telah membawa selembar kartu undangan pernikahan mereka.

Saya mengucapkan selamat kepadanya, dan kakak kelas saya ini dengan tersenyum mengatakan bahwa mungkin pernikahan ini takkan pernah terjadi kalau saya dulu tak pernah membantunya menuliskan surat cinta.

Malam itu, saya jadi teringat pada apa yang pernah diucapkan oleh Sidney Smith, “Jika engkau membuat seseorang bahagia hari ini, maka engkau juga membuat dia bahagia dua puluh tahun lagi, saat dia mengenang peristiwa itu.”


 
;