Kamis, 01 April 2010

Jejak Metamorfosa



Seperti kepompong yang bermetamorfosa menjadi kupu-kupu, begitu pula dengan blog ini. Kalau kau sudah mengakses blog ini setidaknya satu bulan yang lalu, mungkin kau pun telah melihat perubahan yang terjadi di sini. Meski dipertahankan agar tetap sederhana, namun tampilan halaman blog ini telah berbeda dari tampilan sebelumnya.

Ketika mulai membuat blog ini, saya tak pernah menyangka kalau blog ini akan segera didatangi banyak pengunjung seperti sekarang ini. Sejujurnya, rencana awal membuat blog ini hanya didasari oleh keinginan menjalin komunikasi dengan para pembaca buku saya, juga untuk mendisiplinkan diri saya sendiri untuk menulis setiap hari.

Tetapi, saya takjub ketika mendapati jumlah orang yang telah membuka profil saya di blog ini. Blogger mencatat bahwa profil saya telah dilihat oleh lebih dari lima ribu orang. Kalau ada lima ribu orang yang membuka/melihat profil saya, maka tentunya tidak berlebihan kalau saya mengasumsikan blog ini telah dikunjungi dua kali lipat dari jumlah itu. Padahal blog ini baru berjalan lancar dalam waktu tiga bulan.

Karenanya, saya merasa perlu mengubah tampilan blog ini agar lebih menarik—semata-mata karena rasa terima kasih saya terhadap siapapun yang telah meluangkan waktu untuk mengunjungi blog ini, dan membaca catatan-catatan saya. Jika apa yang saya tuliskan di blog ini cukup menarik untuk dibaca hingga orang berkunjung kembali dan kembali lagi, setidaknya saya tahu bahwa apa yang saya lakukan dapat bermanfaat bagi orang yang lainnya.

Saya pun harus mengucapkan terima kasih kepada teman-teman semua yang telah banyak berkirim email ke saya, mengusulkan tema-tema tertentu untuk diposting di blog ini, atau menanyakan banyak hal yang membuat saya jadi merasa tak pernah kehabisan ide untuk menulis. Kalian telah memberikan yang terbaik kepada saya, dan saya berharap dapat memberikan yang terbaik pula untuk kalian. Dan perubahan di blog ini, metamormofa ini, saya harapkan dapat menjadikan blog ini jadi lebih baik lagi.

By the way, saya juga tidak menyangka kalau blog ini ternyata juga akan dikunjungi oleh anak-anak remaja. Beberapa email yang masuk ke saya menunjukkan kalau ternyata blog ini juga dibaca oleh anak-anak SMA. Ini sangat mengejutkan saya—karena saya menyadari kalau posting-posting di blog ini tergolong “cukup berat”. Selama ini saya mengasumsikan kalau para pembaca blog ini setidaknya para remaja dewasa (anak kuliahan)—segmen yang selama ini dituju oleh buku-buku yang saya tulis. Kenyataan bahwa ternyata banyak anak SMA yang juga membaca isi blog ini benar-benar sesuatu yang tak terduga—apa yang mereka cari di blog ini...?

Erna Dwi Lestari, salah seorang cewek yang berkirim email ke saya, memperkenalkan dirinya sebagai anak SMA yang rajin mengunjungi blog ini. Ketika saya membalas emailnya dan menanyakan apa yang membuatnya suka mengunjungi blog ini, dia menyatakan, “Isi blog kamu bagus sih, lain dari yang lain. Kayaknya ada yang khas dari blog kamu.”

Saya tersenyum membaca kata-kata itu. Lalu saya tanya lagi, apakah dia paham dengan tulisan yang dia baca di blog ini? Erna menjawab, “Ya paham sih, cuma aku harus pelan-pelan membacanya. Kadang aku juga harus membaca berulang-ulang dulu agar ngerti maksudmu.”

Ya Tuhan, sekarang saya terharu. Ketika menulis untuk blog ini, saya memang menujukan isi posting saya untuk pembaca dewasa, setidaknya remaja dewasa atau anak kuliahan. Kenyataan bahwa ada anak-anak SMA yang ikut membacanya, itu benar-benar tak terduga.

Beragamnya segmen pembaca di blog ini juga terkadang membingungkan saya karena banyaknya masukan dan saran menyangkut posting. Ada yang mengusulkan agar blog ini tetap serius dan membahas hal-hal serius, ada yang menginginkan agar blog ini sering memposting tulisan-tulisan yang lucu, ada yang berharap posting tentang cowok-cewek diperbanyak, ada yang mengusulkan agar blog ini murni menjadi blog yang kontemplatif—dan lain-lain dan sebagainya.

Di satu sisi, saran dan masukan ini membuat saya senang, tapi di sisi lain juga membuat saya bingung. Tapi don’t worry, kita akan mengambil jalan kompromis—yakni mengusahakan semua permintaan terpenuhi—selama tetap dalam koridor pembelajaran. Saya juga akan terus mengeksplorasi cara-cara baru dalam menulis, agar gaya tulisan di blog ini semakin kaya dan beragam.

Well, blog ini hanyalah media pembelajaran. Dan di dalam proses belajar, kita terkadang perlu variasi agar tidak bosan. Jadi, ada kalanya kita akan belajar hal-hal serius, ada kalanya pula kita akan tertawa bersama-sama. Yang penting hanyalah kita tidak berhenti belajar. Sepakat...?


 
;