Rabu, 28 April 2010

Nikmatilah Hari Indah



Kita tidak tahu bagaimana hari esok. Yang bisa kita lakukan
ialah berbuat sebaik-baiknya dan berbahagia hari ini.

Dulu, ketika masih kuliah, hampir setiap hari saya harus masuk kampus untuk mengikuti kegiatan kuliah. Setiap kali memasuki pintu gerbang kampus, saya selalu bertemu dengan penjaga pintu gerbang yang memberikan tiket tanda parkir kendaraan. Jika kita masuk ke dalam kampus dan membawa kendaraan, kita harus mendapatkan tiket tanda parkir, dan begitu keluar nanti kita harus menunjukkan dan mengembalikan tiket tanda parkir itu.

Nah, ada dua ribu lebih orang yang setiap hari keluar masuk di kampus itu, dari pagi sampai sore hari, dan si penjaga gerbang ini harus tetap stand by di sana untuk melayani setiap orang yang keluar masuk itu. Saya membayangkan pekerjaan yang dilakukannya itu benar-benar membosankan; berada di dekat pintu gerbang kampus dan memberikan atau menerima tiket parkir dari orang-orang yang keluar masuk, dari pagi sampai sore, tanpa pernah ada variasi apapun. Tetapi si penjaga gerbang di kampus saya ini tidak tampak bosan dengan aktivitasnya. Setiap kali saya masuk kampus dan menerima tiket tanda parkir darinya, saya melihat dia tampak begitu bahagia, dan terkadang saya mendengarnya bersiul atau bernyanyi-nyanyi kecil dengan riang.

Saya pernah bertanya kepadanya mengapa setiap hari dia selalu tampak begitu bahagia seperti itu, dan si penjaga gerbang itu pun tersenyum, lalu menjawab, “Saya bahagia, karena saya belum pernah menikmati hari ini sebelumnya.”

Saya bahagia, karena saya belum pernah menikmati hari ini sebelumnya. Alangkah indahnya kata-kata itu. Dan bukankah memang begitu kenyataannya? Setiap hari baru yang kita jalani adalah hari baru yang diberikan Tuhan untuk kita nikmati hari ini. Tetapi, berapa banyakkah dari kita yang menyadari kenyataan penting ini?

Lebih banyak dari kita yang menjalani setiap hari dengan keresahan yang sama, dengan kebingungan yang sama, dengan keterburu-buruan yang sama, hingga tak punya waktu sedetik pun untuk menyadari bahwa hari ini adalah hari yang benar-benar baru bagi kita. Berapa banyakkah hari yang telah kita lalui? Dan...masih berapakah jumlah hari yang kelak dapat kita jalani?

Setiap malam datang dan ketika kita memejamkan mata untuk tidur, satu hari yang kita jalani hari ini telah lewat, dan waktu kita sehari telah habis. Pagi hari, saat kita terbangun dari tidur dan menyaksikan matahari yang terbit, itu adalah hari baru, sebuah hari yang benar-benar baru yang diberikan Tuhan kepada kita, sebagai bukti bahwa Tuhan masih menginginkan kita menikmati karunia-Nya.

Adakah di antara kita yang bisa menghitung berapa jumlah hari yang telah kita lalui sejak pertama kali kita dilahirkan di dunia ini? Mungkin ada cukup banyak yang bisa menghitungnya dengan menggunakan dasar tanggal lahir dan jumlah waktu dalam tiap tahun. Tetapi, adakah di antara kita yang bisa menghitung berapa jumlah hari yang akan kita jalani mulai besok pagi...?

Saya tidak mampu menghitungnya, dan saya pun yakin tidak ada satu pun orang yang mampu melakukannya. Mungkin kita bisa saja berpikir dengan menghitung tingkat probabilitas usia kita; kemungkinan berapa lama kita akan hidup dan berapa panjang umur yang sekiranya akan kita peroleh. Tetapi, siapa yang dapat menjamin kepastiannya bahwa besok pagi kita masih ada di dunia ini?

Memang ada orang-orang yang bisa hidup sampai usia seratus tahun, sembilan puluh tahun, delapan puluh tahun, atau ukuran standar yang konon enam puluh tahun. Tapi jangan lupa bahwa ada begitu banyak orang yang meninggal dunia ketika mereka masih jauh dari usia itu. Ada kawan-kawan saya yang telah meninggal ketika berusia tujuh belas tahun, atau dua puluh tahun, seorang yang lain meninggal saat berusia tiga puluh tahun, ketika ia tampak begitu sehat dan segar, ketika ia baru merasa telah berhasil membangun kehidupannya, bahkan ketika ia baru saja menikah dengan seseorang yang dicintainya.

Sekali lagi, siapa yang dapat menjamin bahwa kita masih dapat melanjutkan hari esok saat kita malam nanti beranjak tidur...?

Mungkin ada yang berpikir bahwa tubuh kita masih sehat, bahwa seluruh organ tubuh tak ada yang sakit dan semuanya tampak beres dan teratur. Tetapi kematian tak pernah melihat apakah kita sehat atau sakit, kan? Ada orang yang sudah bertahun-tahun terkapar tak berdaya dengan tubuh yang habis digerogoti penyakit namun Tuhan masih memberikan usia hidup kepadanya. Sebaliknya, ada begitu banyak orang yang tampak begitu sehat, segar, bergairah dan penuh vitalitas namun tiba-tiba dikabarkan baru saja meninggal dunia. Sebagaimana kita tak pernah dapat menghitung berapa jumlah hari yang akan bisa kita lewati mulai besok pagi, kematian tak pernah memandang kondisi kita ketika ia datang menemui.

Karenanya, setiap membuka mata dari lelapnya tidur, bersyukur dan berbahagialah untuk karunia keindahan dan nikmat hari ini. Ada begitu banyak orang yang telah meninggal semalam saat kita masih tertidur, dan apabila hari ini kita masih dapat membuka mata, itu artinya Tuhan masih memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat kehidupan, dan kita masih memiliki satu hari lagi kesempatan untuk berbahagia dan berbuat yang terbaik untuk kehidupan.


 
;