Rabu, 16 Juni 2010

Nyanyian Jiwaku



Akulah musafir yang telah diantarkan ke pusaran mata air namun tetap merindukan cinta. Akulah Adam yang telah dianugerahi keberkahan surga namun tetap merindukan cinta. Akulah Sulaiman yang telah diberi setumpuk kebijaksanaan namun tetap merindukan cinta. Akulah Yusuf yang telah diberkati besarnya keindahan namun tetap merindukan cinta. Akulah jiwaku yang telah diberi kehidupan dan seisi dunia namun tetap merindukan cinta...

Kini, ketika semua yang pernah bisa kubayangkan telah kuanggap menjadi bagian dari kenyataan, ketika perjalanan jauh yang kutempuh hanya membawaku berjalan berputar-putar tanpa tujuan, lalu siapakah aku yang kuanggap telah begitu kukenali? Siapakah aku yang selama ini kuyakini sebagai diriku? Iblis tiruan siapakah yang selama ini menjadi diriku namun tak pernah kusadari? Kerakusanku, kehausanku, keinginan dan kehendakku benar-benar telah menjadikan tabir yang teramat pekat, hijab yang teramat gelap, bagi jernihnya penglihatan dan mata hatiku.

O, aku yang malang, yang kelaparan dan kehausan dalam kebun dan lautanku sendiri. O, aku yang menjerit kepanasan dalam istana kemegahanku sendiri. O, aku yang dahaga dalam mata air yang kuciptakan sendiri. O, aku yang terlelap dalam kegelapan dan kebingungan di pusaran mimpi-mimpi yang kuciptakan sendiri...

Matilah engkau kepada semua yang kau saksikan.
Matilah engkau kepada semua yang kau dengar.
Matilah engkau kepada semua yang kau rasakan...

O, nyanyian jiwaku...
Nyanyian kesadaranku...

Akulah musafir yang telah diantarkan ke pusaran mata air namun tetap merindukan cinta. Akulah Adam yang telah dianugerahi keberkahan surga namun tetap merindukan cinta. Akulah Sulaiman yang telah diberi setumpuk kebijaksanaan namun tetap merindukan cinta. Akulah Yusuf yang telah diberkati besarnya keindahan namun tetap merindukan cinta. Akulah jiwaku yang telah diberi kehidupan dan seisi dunia namun tetap merindukan cinta...


 
;