Minggu, 18 Juli 2010

6 Pertanyaan Seputar Buku



Berikut ini adalah enam pertanyaan seputar buku yang dikirim teman-teman ke email saya. Enam pertanyaan berikut ini saya ambil dari sekian banyak pertanyaan lain yang telah bertumpuk-tumpuk. Sengaja saya posting di sini agar jawabannya bisa dilihat teman-teman lain yang mungkin juga ingin menanyakan hal yang sama. Pertanyaan-pertanyaan selanjutnya akan muncul di post yang lain.

***

Saya berencana menulis skripsi mengenai Umberto Eco. Berapa kira-kira jumlah novel yang pernah ditulis Umberto Eco, untuk dapat saya jadikan referensi?

Sebenarnya, Umberto Eco bukan penulis novel. Dia seorang intelektual yang memfokuskan diri pada bidang ilmu semiotika, jadi buku-buku yang ditulisnya pun kebanyakan buku-buku semiotika. Satu-satunya novel yang pernah ditulisnya hanya “Il nome della Rosa” (edisi bahasa Inggrisnya berjudul “The Name of The Rose”). Karena novel ini sangat terkenal, banyak orang yang menyangka kalau Umberto Eco spesialis pengarang novel.


Saya tertarik membeli novel “Lolita” yang ditulis oleh Vladimir Nabokov, terus-terang karena ada kata-kata di sampulnya yang berbunyi, “Satu di antara tiga novel paling berpengaruh di dunia”. Tetapi, setelah saya membaca isinya, saya sama sekali tidak paham dengan kisahnya, bahkan saya tidak bisa menganggap novel itu bagus. Jadi, atas dasar apa sebenarnya novel itu bisa sampai dipuji-puji setinggi langit?

Lolita memang termasuk novel berat, sehingga tidak setiap orang dapat mengapresiasinya secara mudah. Itu bukan jenis novel yang dapat dinikmati dengan enjoy, melainkan sebuah bacaan yang membuat kening terus-menerus berkerut. Ceritanya tidak ditulis dengan bahasa yang mudah, tetapi menggunakan kiasan dan sederet metafora yang terkadang sulit dipahami.

Karenanya, sungguh sangat wajar kalau pembacanya ada yang tidak bisa menikmatinya (mengapresiasinya). Kalau kemudian novel ini dipuji setinggi langit—sebagaimana yang kamu katakan—itu tak jauh beda dengan musiknya Mozart atau Beethoven. Para ahli tahu kalau musik-musik mereka berkualitas tinggi, tapi tidak setiap orang dapat menikmati atau memahami kehebatannya. Well, sepertinya kita masih perlu banyak belajar lagi, ya?


Saya pernah membaca novel yang ditulis Dyan Sheldon. Apakah orang ini anak atau keturunan Sidney Sheldon?

Setahu saya, anak Sidney Sheldon yang juga menulis buku adalah Mary Sheldon, pengarang novel “Perhaps I’ll Dream of Darkness”. Jika Dyan Sheldon yang dimaksud di atas adalah pengarang novel “My Perfect Life” dan “Confessions of a Teenage Drama Queen” (coba cek lagi novel yang kamu baca), saya tidak yakin itu anak atau keturunan Sidney Sheldon.


Saya sangat ingin sekali bisa membaca buku-buku karya Shakespearre atau Charles Dickens, ataupun penulis-penulis besar dunia lainnya. Hanya saja, saya sangat sulit menemukan buku-buku terjemahan mereka di Indonesia. Dimana kira-kira saya bisa menemukan karya-karya terjemahan mereka? Atau, kalau mungkin kamu tahu, penerbit mana yang pernah menerbitkan edisi terjemahan karya-karya mereka?

Buku-buku sastra yang ditulis Shakespearre atau Charles Dickens (ataupun penulis ‘sejenis’ lainnya) memang jarang diterjemahkan ke dalam bahasa lain, termasuk bahasa Indonesia. Biasanya, buku-buku tersebut tetap dipertahankan dalam bahasa aslinya, meski dijual dan diedarkan di negara lain. Hal itu dilakukan dengan tujuan menjaga orisinalitas karya-karya besar tersebut, sekaligus menghindarkan ‘kekacauan’ atau bahkan ‘kerusakan’ bahasa yang digunakan di dalamnya.

Sangat sulit untuk dapat menerjemahkan karya Shakespearre atau Charles Dickens dengan baik dalam bahasa lain—termasuk bahasa Indonesia. Di Indonesia sendiri, memang pernah ada penerbit yang ‘nekat’ menerjemahkan karya-karya mereka, tetapi hasilnya benar-benar ‘ancur’. Saran saya, kalau memang ingin menikmati karya-karya mereka, bacalah buku-buku tersebut dalam bahasa aslinya saja. Dulu Gramedia pernah menerbitkan edisi lengkap karya-karya Shakespearre dan penulis-penulis besar dunia lainnya—hanya saja tetap dalam bahasa Inggris (tidak diterjemahkan).


Di dalam salah satu bukumu (I Love My Life), saya menemukan nama Saari Amri. Apakah Saari Amri yang dimaksud di buku tersebut adalah pengarang lagu Malaysia terkenal itu? Kalau benar, mungkin kamu tahu, apakah Saari Amri juga menyanyi atau pernah bikin album sendiri selain mengarang lagu? Soalnya saya menyukai karya-karyanya.

Benar—Saari Amri yang saya maksudkan di buku itu memang pengarang lagu Malaysia yang terkenal itu. Sejauh yang saya tahu, Saari Amri tidak pernah bikin album sendiri—dia lebih suka mengarang lagu untuk dinyanyikan artis lain. Hanya saja, orang ini pernah “iseng” juga menyanyi, dan lagunya masuk dalam sebuah album kompilasi bertitel “Planet”. Di album kompilasi itu terdapat pengarang-pengarang lain yang juga “iseng-iseng” menyanyi. Secara kualitas, album kompilasi ini tidak bisa dibilang bagus. Tetapi kalau kebetulan kamu ngefans dengan orang-orang ini, album itu bisa dicari untuk dikoleksi.


Saya penyuka novel-novel thriller, dan sangat menggemari kisah-kisah yang “tidak biasa”. Berdasarkan rekomendasi dari teman-teman, saat ini saya sedang mencari buku-buku berikut ini: “The Pegasus Secret”, “The Book of Names”, dan “The Mask of Atreus”. Dimana kira-kira saya bisa memperolehnya, karena buku-buku ini sulit saya temukan di toko-toko buku. Apakah memang sudah tak beredar? Penerbit apa yang menerbitkan ketiga buku itu?

Kamu memiliki selera baca yang bagus. Ketiga buku yang kamu sebutkan di atas semuanya diterbitkan oleh OnRead Publishing, Jakarta. “The Pegasus Secret” terbit pada tahun 2007, sedang “The Book of Names” dan “The Mask of Atreus” terbit pada tahun 2008. Pada saat ini memang sudah sulit untuk menemukan ketiga buku itu di toko-toko buku konvensional. Saran saya, cobalah cari di pasar Shopping Yogyakarta, atau di los buku Pasar Johar Semarang, atau semacamnya. Biasanya buku-buku yang sulit didapatkan di toko dapat ditemukan di tempat-tempat semacam itu. Semoga ketemu!


 
;