Sabtu, 16 Oktober 2010

Aaaaaaaarrrrrggghhhhh…!!!



Saya heran. Benar-benar heran.

Baru beberapa hari telat update saja, inbox email saya langsung penuh. Baru beberapa hari absen ngeblog saja, kalian sudah ramai berdemo membawa-bawa spanduk via email. Saya yakin Paman Gmail dan Om Yahoo sampai ngos-ngosan karena harus terus-menerus mengantarkan email-email kalian.

Saya heran. Benar-benar heran. Heran pada kalian.

Wong blog yang telat di-update itu kan hal biassssaaaa. Sehari atau satu minggu tidak ada posting itu kan hal yang wajjjaaaarrrrr. Kalau sesekali orang malas ngeblog itu kan lumraaaahhh. Begitu pun dengan blog ini. Kalau sewaktu-waktu blog ini telat update, atau tidak ada post baru beberapa hari, atau saya lagi malas ngeblog, kenapa kalian tidak bisa memaklumi…? Kenapa kenapa kenapaaaaaa…???

Kata-kata terakhir pada kalimat di atas itu saya kutip dari sebuah email yang dikirim Mitha. Lengkapnya Nindya Paramitha. Cewek centil ini sudah pernah beberapa kali email ke saya, dan kemarin dia juga kirim email yang isinya—entah mengapa—tak jauh beda dengan tumpukan email yang lain. Nih, saya transkrip isi email Mitha selengkapnya.

Daaaaaaaaaaaaaaaaaa’, kenapaaaaaaaaaa beberapaaaaaaaa hariiiiiiii iniiiiiiiiiii kamuuuuuuuuuuh nggaaaaaaaaaaaaaakk updateeeeeeee blooooooooooooog? Hayooooooooooooo, padahaaaaaaaaaaaal kamuuuuuuuuuuuh duluuuuuuuuuu udaaaaaaaaaaaaah janjiiiiiiiiiiiiiiiiii mauuuuuuuuuuuuuuuu postiiiiiiiiiiiiiiiiiing tiaaaaaaaaaap hariiiiiiiiiiiiiiiii? Kenapa kenapa kenapaaaaaaaaaaaa…???

Saya pusing.

Bukan hanya pusing karena harus membaca email-nya Mitha yang ditulis dengan bahasa Mars, tetapi juga pusing karena memikirkan kenyataan yang amat sangat menggiriskan ini. (Haduh, bahasanya!).

Oke, oke, saya sendiri tidak paham “menggiriskan” itu apa. Cuma, saya pusing kenapa hanya karena telat update saja kok akibatnya sampai seperti ini, seolah-olah janin yang ada di perutnya itu benar-benar berasal dari benih saya. (Lhooo…???).

Waduh, kenapa saya jadi tidak karuan seperti ini? Sebentar, sebentar, saya mau minum dulu. Biar tenang. Terus-terang, saya belum pernah didemo orang. Jadi menghadapi para pendemo membuat saya gugup tidak karuan. Padahal saya tetap saja tidak paham apa salah saya hingga sampai didemo seperti ini. Sebentar, saya mau minum dulu…

….
….
….

(Lama amat, sih…?)

….
….
….

(Hooi, cepetan dooong!)

Iya, ini baru nyulut kompor.

(Haaahhh???)

Nggak, nggak, bercanda!

….
….

Oke, sekarang rasanya sudah agak lumayan. Ehm, soal blog ya. Soal kenapa blog ini telat update, dan tidak adanya posting baru beberapa hari kemarin. Lha emang kenapa…???

*Botol-botol melayang*

Uh, oke, okeeeeh! Saya akan menjawab dengan baik—dan akademis. Tolong hentikan botol-botol sialan iniiiii…!

Ehm, jadi begini, kawan-kawan. Yang pertama harus saya tekankan di sini, saya adalah manusia biasa. Maksudnya, saya bukan robot. Bukan mutan. Juga bukan Superman. Saya hanya manusia biasa—sama seperti kalian. Kalau kalian sesekali merasa lelah, saya pun begitu. Kalau sewaktu-waktu kalian merasa jenuh atau bosan, saya pun begitu. Namanya juga manusia biasa.

Jadi, kalau sewaktu-waktu kalian mendapati blog ini tidak di-update beberapa hari, tolong maklumi sajalah. Kalau kalian membuka blog ini, dan tanggal kemarin sudah lewat tapi tetap belum juga ada post baru, anggap saja, “Uh, mungkin si Hoeda lagi capek atau jenuh.”

Well, dulu saya memang pernah menjanjikan pada kalian untuk selalu menulis post sebanyak hari dalam bulan yang berjalan. Kalau dalam bulan ini ada 30 hari, maka saya akan menulis sebanyak 30 post untuk bulan ini.

Selama ini, saya sudah berusaha konsisten untuk memenuhi janji itu—sampai sekarang. Saya juga pernah menjelaskan pada kalian, bahwa ada kalanya saya ada kegiatan yang tidak memungkinkan saya online, sehingga saya menyiasatinya dengan memposting beberapa catatan sekaligus untuk beberapa hari ke depan. Ingat…?

Nah, hal semacam itulah yang terjadi beberapa hari lalu, sehingga saya sampai tidak ingat kalau belum memposting cacatan baru di blog ini, hingga seminggu. Satu bulan ini, saya sangat khusyuk mengerjakan naskah baru yang sudah dikejar-kejar deadline. Biasanya, kalau sudah bekerja seperti itu, saya sering lupa pada hal lain. Lupa waktu, lupa makan, lupa mandi, lupa tidur. Termasuk juga lupa menengok blog.

Dan, baru sekarang inilah saya bisa kembali meng-update blog ini, dan menuliskan post-post baru untuk kalian. Dan juga, untuk mengobati kekecewaan kalian, saya langsung memposting banyak catatan sekaligus hari ini.

Kemudian, agar kejadian yang “menggiriskan” seperti ini tidak terulang kembali, saya ingin memberitahukan beberapa hal.

Pertama, seperti yang sudah saya bilang tadi, saya hanya manusia biasa. Kalau kelak sewaktu-waktu saya telat update blog beberapa hari, tolong, tolong, tolong maklumi saja. Meski saya telah berupaya semaksimal mungkin untuk selalu rajin menulis dan bikin posting baru, ada kalanya saya juga lelah, jenuh, atau bahkan sakit—yang tidak memungkinkan saya melakukan aktivitas seperti biasanya, termasuk menulis.

Kedua, ini sekadar saran. Kalau sewaktu-waktu kalian membuka blog ini namun tidak mendapati adanya posting baru karena saya telat update, obatilah kekecewaan kalian dengan membuka-buka post-post lama untuk dibaca kembali—mungkin saja ada hal baru yang akan kalian dapati di situ, meski kalian mungkin sudah membacanya beberapa kali.

Ketiga, ini bersifat anjuran. Kalau saya telat update lagi, dan hingga beberapa hari tidak ada posting baru di blog ini, buka saja buku-buku saya yang telah kalian miliki, dan bacalah kembali. Kalau kalian kebetulan belum memilikinya, pergilah ke toko buku, dan boronglah semua buku yang saya tulis. Kalau koleksi kalian atas buku saya sudah lengkap, ya tetap pergilah ke toko buku, dan borong lagi buku-buku saya! :D

Keempat, kalau saya telat update lagi, tunggulah dan sabar saja. Kalau saya sudah fresh (dan ingat blog lagi), saya akan segera bikin posting lagi.

Kelima, saya sangat berterima kasih atas perhatian dan apreasiasi kalian, juga salut atas semangat belajar kalian. Meski saya agak dongkol, tapi tumpukan email kalian telah menyadarkan bahwa saya punya teman-teman belajar yang menyenangkan.

Keenam, dan ini yang paling penting, saya sayang kalian.


 
;