Sabtu, 16 Oktober 2010

Menunggumu Turun dari Langit

Tetapi dalam pelukanku
hingga fajar menyingsing
pasrah terkulai makhluk hidup ini
fana, berdosa, tetapi bagiku
cantik seluruh.

—W.H. Auden


Kapan pertama kali aku melihatmu...? Masihkah kau ingat?

Ya, ketika pertama kali kau turun dari langit, dan aku terpesona melihatmu. Ketika pertama kali kau menginjak bumi, dan aku terpana menyaksikanmu.

Kemudian waktu-waktu berlalu setelah itu, memisahkanku darimu, menjauhkanku dari bayanganmu. Kau hadir di depan mataku hanya sekejap, namun kenangan yang kemudian terpatri menjadi bayang yang abadi. Aku tak pernah dapat melupakanmu.

Di manakah kau...?

Aku pernah mencari-carimu di setiap kolong langit, di bawah mega, di helai-helai hujan dan dalam pekat awan di angkasa. Namun tak pernah kutemukan. Sudahkah kau kembali ke surga...?

Atau masih menantiku seperti aku terus mencarimu?

Menghitung hari-hari yang terlewati di dunia, kau tak akan pernah merasakan lama, karena kau terbiasa menghitung waktu di surga. Tapi aku kekeringan dalam kehausan pada kasihmu. Tapi aku menggelepar dalam kerinduan sentuhanmu. Tapi aku terbakar dan merana merindukan pertemuan denganmu.

Ke mana aku harus mencarimu?

Kau hanya hadir sekali dalam hidupku, dan kemudian menghilang, meninggalkan wangi dan keharuman langit yang tak pernah dapat kulupakan.

Ataukah kau juga mencari-cariku?

Di atas bumi aku menunggumu, menatap pintu-pintu langit, dan berharap, berdoa, berdebar, bergetar, menantikan saat-saat salah satu pintu di langit kembali terbuka, dan tangga pelangi diturunkan, lalu kau datang menjumpaiku, menyentuhku dengan kelembutan seperti yang biasa kurindukan.

Kapankah waktu itu kan menjelang? Kapankah kau akan turun kembali dari langit, dan kita akan kembali bertatapan, berpelukan...?

Menunggumu turun kembali dari langit, setiap malam aku terjaga, terbuai mimpi dengan mata terbuka, dan jiwaku resah, gelisah, setiap malam... hingga fajar kembali menyingsing dan matahari kembali bersinar. Satu lagi hariku hampa tanpa hadirmu yang kurindukan. Kapan kau akan kembali turun ke bumi...?

Di bawah rinai hujan aku menunggumu,
di bawah langit biru aku menunggumu,
di bawah bintang-bintang aku menunggumu,
di bawah sinar bulan aku menunggumu,

dan... aku tahu, suatu saat, kau akan kembali turun ke bumi untuk menemuiku, atau... tangan-tangan lembut malaikat akan membawaku ke langit untuk menjumpaimu.

 
;