Senin, 18 Oktober 2010

Oh, Kebiasaan (2)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Pada awalnya, kita membentuk kebiasaan. Pada akhirnya, kebiasaan yang membentuk kita.

Karena memulai suatu kebiasaan sering dirasakan sebagai sesuatu yang berat, maka banyak orang yang kemudian malas membentuk kebiasaannya sendiri. Jangankan kebiasaan-kebiasaan yang tergolong sulit, bahkan kebiasaan bangun pagi saja kadang sudah dianggap berat. Tidak setiap orang bisa bangun pagi setiap hari—karena dia tidak membentuk kebiasaan itu. Sementara bagi orang yang biasa bangun pagi, tubuhnya secara otomatis akan membangunkannya setiap kali pagi tiba.

Nah, di sinilah letak aturan mainnya. Pada mulanya kitalah yang mati-matian membentuk kebiasaan kita. Tetapi, begitu kebiasaan itu terbentuk, maka kebiasaan itulah yang akhirnya membentuk kita. Dan, ini yang mengerikan, jika kita tidak mau membentuk kebiasaan kita sendiri, maka tanpa kita sadari kebiasaan itu sedang membentuk kita.

Begitu pentingnya fakta ini, hingga saya merasa perlu mengulanginya sekali lagi dengan huruf tebal. Jika kita tidak mau membentuk kebiasaan kita sendiri, maka tanpa kita sadari kebiasaan itu sedang membentuk kita.

Dan itu terjadi perlahan-lahan sekali, sehingga bahkan kita sendiri pun kadang pernah menyadarinya.

Jadi, kalau mau disimpulkan dengan bahasa yang lebih blak-blakan, maka inilah kesimpulannya: Kalau kita tidak mau membentuk kebiasaan baik kita, maka kebiasaan buruk sedang membentuk kita.

Begitu besarnya pengaruh kebiasaan dalam hidup manusia, sampai-sampai Stephen R. Covey, seorang pemikir modern Amerika, menulis sebuah buku yang besar sekaligus tebal hanya untuk mengajarkan tentang kebiasaan. Buku itu, The 7 Habits of Highly Effective People, menjadi salah satu buku terlaris di dunia, dan dibaca oleh jutaan orang di berbagai negara. Apa yang diajarkan Covey dalam buku itu adalah tujuh kebiasaan yang ia sebut sebagai kebiasaan yang efektif.

Dalam bukunya yang fenomenal itu, Stephen R. Covey menulis, “Kebiasaan adalah faktor yang sangat kuat dalam hidup kita. Karena sifatnya yang konsisten, kebiasaan sering merupakan pola yang tidak disadari. Kebiasaan tak henti-hentinya, setiap hari, mengungkapkan karakter kita, dan menghasilkan keefektifan—atau ketidakefektifan.”

Kebiasaan itu seperti kabel. Kita menenun seuntai demi seuntai setiap hari, dan segera kebiasaan itu tidak dapat diputuskan. Kita bisa memutuskan untuk menentukan kebiasaan kita, atau membiarkan kebiasaan itu menentukan kita.

Lanjut ke sini.

 
;