Senin, 01 November 2010

Proses Terbit Naskah (1)

Sebenarnya, saya sudah berkali-kali memberikan jawaban dan penjelasan menyangkut hal ini melalui email kepada teman-teman yang pernah menanyakan topik ini. Tapi rupanya masih ada juga yang mengirimkan email dengan pertanyaan serupa. Jadi, agar saya tidak terus mengulang-ulang jawaban yang sama, berikut ini saya jelaskan saja di sini. Email berikut ini dikirim Yuniarti, yang menanyakan soal proses terbitnya sebuah naskah.

***

Da’, aku kan punya naskah di sebuah penerbit. Naskahku sudah disetujui untuk diterbitkan, tapi sampai enam bulan kok belum juga terbit. Aku sudah beberapa kali menelepon ke sana (penerbit), tapi jawabannya selalu masih dalam proses. Apa memang proses penerbitan naskah butuh waktu yang sangat lama, ya? Soalnya aku sudah tak sabar menantikan bukuku terbit. Ya maklumlah, ini buku pertamaku. 


Segala hal yang ‘pertama’ memang selalu membuat kita tidak sabar dan berdebar-debar. Dari kencan pertama, ciuman pertama, malam pertama, sampai… buku pertama! Saya sendiri pernah merasakan hal seperti itu. Dulu, waktu menantikan buku pertama saya terbit, rasanya seperti menantikan kelahiran anak pertama. Hingga tanpa sadar saya berdoa, moga-moga buku itu tidak lahir sungsang! 

 Karenanya, kalau kau saat ini merasa tidak sabar menunggu terbitnya buku pertamamu, itu sungguh wajar. Dan seperti proses melahirkan anak yang membutuhkan waktu sampai sembilan bulan, kadang-kadang penerbit juga membutuhkan waktu selama itu untuk melahirkan benih (naskah) kita. Kalau saya sendiri sih, lebih baik anak saya lahir dalam keadaan sehat wal afiat, daripada timbul masalah karena lahir prematur. 

Lalu kenapa penerbit sampai butuh waktu yang sangat lama untuk menerbitkan sebuah naskah menjadi buku? Agar kalian tidak lagi merepotkan penerbit dengan terus-menerus menelepon mereka, berikut ini saya jelaskan saja secara detail. Pertama, karena faktor antrian. Jangan lupa, yang mengirimkan naskah ke suatu penerbit bukan hanya kita. Ada sekian puluh bahkan sekian ratus orang lain yang juga punya naskah di suatu penerbit. 

Karenanya, bisa saja suatu penerbit memberikan kepastian dalam waktu cepat bahwa naskahmu disetujui untuk diterbitkan, tetapi itu bukan berarti bahwa naskahmu juga akan langsung terbit dalam waktu cepat. Ketika sebuah naskah sampai di meja redaksi penerbit untuk dibaca, dinilai, dan dipertimbangkan, mungkin tidak membutuhkan waktu lama. Mereka sudah punya skala penilaian tertentu dalam memutuskan apakah sebuah naskah layak terbit ataukah tidak. 

Tetapi proses setelah itu sering membutuhkan waktu yang cukup lama. Karena dari situlah proses penerbitan dimulai—sejak urusan editing, proof-read, desain sampul, lay out dan bentuk buku, ilustrasi, hingga proses percetakan. Memang tugas-tugas di atas itu dikerjakan oleh masing-masing orang yang berbeda, tetapi bukan berarti proses itu dapat dikerjakan dengan serbacepat. Ada kalanya, seorang petugas (misalnya editor) sedang menghadapi tumpukan naskah lain yang mengantri untuk diedit. Ketika hal semacam ini terjadi, maka naskah kita pun harus melewati antrian itu untuk sampai pada tahap editing. 

 Pada bulan Juni lalu, saya mengirimkan naskah ke penerbit Gramedia. Editor yang bertugas menangani naskah itu menghubungi saya dan menyatakan, “Da’, naskahmu udah sampai di mejaku. Tapi jadwal editingku udah penuh sampai akhir tahun ini. Jadi, kemungkinan besar aku baru bisa menangani naskahmu pada awal 2011 nanti. Gimana?” Gimana…? Satu-satunya jawaban ‘bijak’ yang bisa saya katakan adalah, “It’s okay, awal tahun depan juga nggak apa-apa, kok.” 

 Coba lihat, naskah yang sudah sampai dan disetujui pada bulan Juni 2010, baru mulai akan disentuh pada awal tahun 2011. Itu pun kalau antriannya sudah sampai. Artinya, ada waktu berbulan-bulan untuk menunggu satu naskah kita ditangani oleh editor. Padahal itu baru langkah awal. Belum lagi proses selanjutnya, dari urusan perwajahan sampai percetakan. 

Karenanya, kalau naskahmu juga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses penerbitannya, maka satu-satunya hal yang bisa kita lakukan adalah menunggunya. Bersabarlah dan tunggu saja. Jika saatnya sudah sampai, naskah kita pun akan terbit juga menjadi buku. Sebagaimana orang yang mengandung janin dalam perutnya, bayi yang dikandungnya itu pun akan terlahirkan juga bila waktunya sudah tiba.

 
;