Sabtu, 08 Januari 2011

Sore itu, Kau Tersenyum

Sore itu, kau tersenyum
Sapaanmu lembut menyentuh sumsum tulang
Pada apa, pada mula yang telah lama
aku rindukan
Dalam detak-detak napas

Dan bunga-bunga, mega-mega,
serta kupu-kupu senja bernyanyi

Kau terpakan kesegaran dari layu-letih-lelah
dalam derasnya hidup, dalam kerasnya hati

Kemudian... aku menyadari
tentang kaca yang retak, yang pecah,
yang harus kurekatkan kembali
untuk melihat wujudku sendiri,
untuk membuat aku menyadari

Aku menyadari, sore itu

Dan kemarin kita bertemu kembali
Simpanlah senyummu untukku dalam hati
Aku telah mengerti


*) Ditulis pada 10 Oktober 1998

 
;