Sabtu, 05 Februari 2011

Anri Suzuki, Asia Carrera, Maria Ozawa (2)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Yang paling penting dicatat menyangkut Asia Carrera adalah fakta keberadaannya juga mematahkan mitos yang waktu itu telah berlaku “umum”, bahwa wanita cantik memiliki otak udang, bahwa cewek seksi lebih mengandalkan tubuhnya dibanding otaknya. Asia Carrera mematahkan mitos itu. Dia memiliki gelar doktor—dia lulusan S3 dengan disertasi yang lumayan berat, mengenai filsafat humaniora.

Secara otak, Asia Carrera adalah perempuan cerdas—terbukti disertasinya diterima dan disahkan, serta menjadi bagian dari kekayaan ilmu pengetahuan yang dipelajari banyak orang. Begitu pula Anri Suzuki. Mungkin, secara nurani, dia wanita baik hati—terbukti dia ingin melakukan sesuatu yang ia rasa dapat dijadikan sebagai “penebus dosa” leluhurnya—terlepas bagaimana cara dia melakukannya.

Nah, sampai di sini, pertanyaan yang mungkin muncul dalam kepala kita adalah, “Kalau memang Asia Carrera secerdas itu, kalau memang Anri Suzuki sebaik itu, lalu mengapa mereka menjadi bintang film porno?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita bisa membuka celana, eh, membuka kisah, tentang Maria Ozawa.

Siapa, dan bagaimana asal mulanya, sampai Maria Ozawa yang sangat cantik itu bisa menjadi bintang film bokep? Dalam tataran pikiran yang “umum”, mungkin kita bisa berpikir bahwa cewek secantik Maria Ozawa akan dapat memiliki apa pun yang diinginkannya tanpa harus menjadi bintang film bokep. Kawin saja dengan konglomerat—dan dunia sudah ada di telapak tangannya.

Jadi, mengapa Maria Ozawa sampai menjadi bintang film bokep?

Sebenarnya, Maria Ozawa adalah anak dari sebuah keluarga sederhana yang baik. Dia lahir pada 8 Januari 1986 di Hokaido, Jepang. Seperti anak muda pada umumnya, Maria Ozawa juga memiliki impian-impian setinggi langit. Dia ingin kuliah di Amerika, jalan-jalan ke luar negeri, menjadi orang terkenal, memiliki dunia, bertemu pangeran tampan…

Waktu itu Maria Ozawa masih SMA. Dan dia masih berseragam sekolah ketika suatu siang berjalan sendirian memasuki sebuah mall di dekat stasiun Ikebukuro, Jepang. Rencananya, dia ingin membeli suatu hadiah buat seorang temannya yang akan berulang tahun. Jadi dia melangkah sendirian di dalam mall itu, sambil matanya mencari-cari sesuatu yang sekiranya dapat ia jadikan kado untuk teman sekelasnya.

Dan di saat itulah sesuatu yang akan mengubah hidupnya mulai terjadi.

Ketika keluar dari lift, dan kakinya baru menapak lantai paling atas mall itu, Maria Ozawa melihat di salah satu sudut ruangan sedang ada acara pemotretan. Tampak dua perempuan cantik sedang bergaya di depan kamera, sedang dua fotografer tampan sibuk mengabadikan pose-pose mereka dengan kameranya.

Didorong naluri, Maria Ozawa mendekat. Dia tahu dirinya tidak kalah cantik dengan dua perempuan fotomodel yang sedang bergaya itu. Lebih dari itu, dia pun tahu bahwa pakaian kedua fotomodel itu “salah kostum”. Sebagai perempuan cantik—yang sadar dirinya cantik—Maria Ozawa tahu dia pun bisa menjadi fotomodel seperti mereka.

Dan itulah yang kemudian terjadi.

Ketika sesi pemotretan itu selesai, seorang fotografer di sana melihat Maria Ozawa, dan langsung menyapa, “Hei, kau cantik sekali! Kau mau jadi modelku?”

Lanjut ke sini.

 
;