Minggu, 01 Mei 2011

My Heart’s Diary (2)

Jadilah indah di mataku
Jadilah merdu di telingaku

Jadilah lembut di hidupku
Jadilah hening di hatiku

Coda


Mengenalmu adalah mengenal sebuah hidup yang belum pernah kurasakan, yang belum pernah kuhayati. Mengenalmu adalah mengenal salah satu jalan dalam lorong kehidupan, tentang lembutnya kasih, tentang indahnya kisah. Aku merasakan sesuatu yang baru, sesuatu yang belum pernah kualami, meski itu telah berulang kali hadir dalam indahnya mimpi-mimpi. Dan, aku tahu kau pun merasakan sesuatu yang sama, sesuatu yang... kita rasakan bersama.

Ada malam-malam panjang yang pernah kita lalui, hanya berdua, hanya aku, hanya denganmu. Dan kau selalu tak mampu menyembunyikan kebahagiaan sebagaimana aku pun selalu bisa tertawa lepas saat ada di dekatmu. Menembus malam demi malam, tanpa ada seorang pun mempedulikan... waktu itu. Hanya kau, hanya aku, hanya ada waktu itu.

Lalu kau membuatku ingin segera terjaga dari tidur lelapku, dari istirahat lelahku, karena aku tahu setiap pagi adalah perjumpaan denganmu lagi. Kaubawakan aku kesegaran untuk setiap lelah letihku. Kaukirimkan aku kebahagiaan untuk melupakan segala duka masa lalu. Kauberikan aku senyum tulus penuh kasih untuk menghapus setiap laraku. Dan dalam kebersamaan denganmu, aku ingin... ingin sekali menyatakan bahwa kaulah nurani yang penuh kasih itu.

Juga tentang serangkaian kisah yang begitu cepat kita jalin, kita bangun dengan senyum. Menempuh perjalanan jauh, waktu itu, dan kita menikmati setiap jengkalnya. Mendengarkan tawa bahagiamu, meresapi setiap kata manismu, menghayati setiap wangi keindahanmu. Nyanyikanlah untukku tembang kedamaian, sekali lagi. Senandungkan untukku lagu tentang nurani, sekali lagi.

Kau pernah mengobati setiap luka yang menganga dalam jiwa terdalamku. Kau pernah merawatku saat aku jatuh dan kehilangan pegangan untuk tetap berdiri. Kau pernah mengulurkan tanganmu saat aku kehilangan tempat untuk berpijak, dan tersesat dalam kegelapan tanpa tahu arah yang dituju. Kau pernah hadir untuk menenteramkan hatiku, pedih perihku, tangis dan laraku....

Aku yang angkuh, aku yang begitu tegar dan merasa tak pernah terkalahkan, kini ada di depanmu dengan membawa luka yang menganga, batin yang tersiksa. Dan aku jatuh dalam rengkuhmu saat kau menghiburku dengan senyum tulusmu, dengan rengkuh kasihmu.

Apakah kau bidadari yang diturunkan Tuhan untuk mengobati setiap luka dalam jiwaku? Apakah kau mawar dari langit yang sengaja dijatuhkan malaikat untuk menebarkan embun kesejukan dalam kegersangan perasaanku? Apakah kau keindahan dari surga yang ditebarkan untuk mewangikan segala remuk redam dalam relung hatiku?

Aku tak peduli apakah kau bidadari, ataukah mawar, ataukah wangi keindahan. Aku hanya tahu bahwa kaulah yang telah menolongku saat aku terjatuh, bahwa kaulah nurani yang penuh kasih, bahwa karena kaulah aku tetap tegar menghirup napas kehidupan hingga hari ini, hingga kutulis catatan ini.

 
;