Kamis, 23 Juni 2011

Kurnia Kemiskinan

Fakta paling menakjubkan yang pernah saya baca menyangkut kekuatan individu adalah kenyataan bahwa 83 persen dari milyuner zaman sekarang dilahirkan dalam keluarga miskin atau menengah. Apakah ini tidak menakjubkan? Fakta ini juga menyampaikan pesan tersirat bahwa kemiskinan adalah modal potensial untuk mencapai kesuksesan!

Sekali lagi, delapan puluh tiga persen milyuner yang ada di muka bumi ini lahir dan berasal dari kemiskinan.

Kemiskinan sering kali memaksa orang untuk berpikir dewasa dan matang saat ia masih anak-anak atau remaja. Kemiskinan menekan orang untuk bisa survive menghadapi kehidupan dengan upaya-upaya kreatif yang positif. Kemiskinan memaksa orang untuk berjuang dengan meninggalkan gengsi dan prestise semu untuk menghadapi kenyataan hidup.

Kemiskinan memojokkan orang ke dinding kenyataan untuk memahami bahwa jika ia tak berbuat sesuatu bagi hidupnya, maka dia akan terus tergilas. Kemiskinan memeras energi manusia untuk berpikir, merencanakan, bekerja, berbuat, berdoa, dan berkeinginan.

Kemiskinan membawa orang kepada kesadaran bahwa dia menggenggam takdir hidup di tangannya, dan dia bisa menjadikan dirinya tetap miskin selamanya ataukah keluar dari kemiskinannya. Pendeknya, kemiskinan adalah rahmat tersembunyi, anugerah tersamar, yang sengaja diturunkan Tuhan bagi hamba yang dipilih-Nya untuk mengenali esensi hidup yang tidak Dia berikan kepada orang-orang yang terlahir dalam kekayaan.

Horace, orang bijak dari Romawi, sekian abad yang lalu telah mengatakan, “Kesukaran membuahkan bakat yang pada keadaan lebih menguntungkan biasanya tertidur pulas.”

 
;