Jumat, 08 Juli 2011

Dari Raja-raja Jawa, Sampai Winnie the Pooh



Post tanya-jawab seputar buku berikut ini saya ambil secara acak dari tumpukan email yang ada di inbox. Kebetulan kok isinya beragam. Buat teman-teman yang pertanyaannya belum muncul juga, silakan tunggu di post tentang buku berikutnya ya.

***


Saya mahasiswa yang sedang dalam proses menulis tesis tentang sejarah kerajaan di Indonesia, khususnya di Jawa. Saat ini sedang terbentur pada literatur yang digunakan, khususnya literatur yang secara khusus membahas raja-raja yang pernah berkuasa di Jawa. Sulit sekali menemukan buku yang membahas hal tersebut dalam bahasa Indonesia, padahal ini menjadi salah satu syarat dalam penulisan tesis saya.

Selama ini, saya memang sudah menemukan beberapa buku berbahasa Indonesia yang membahas topik di atas, tapi tidak ada satu pun yang memenuhi standar penulisan tesis (judul-judul buku terlampir). Apakah memang buku yang saya cari tersebut tidak ada? Atau, kalau memang ada, tolong disebutkan data lengkapnya, ya (judul, pengarang, sekilas isi, dan penerbitnya).


Setidaknya ada satu buku yang bisa kamu cari. Judulnya “The History of Javanese Kings: Sejarah Raja-raja Jawa”. Meski judulnya menggunakan bahasa Inggris, tapi buku itu murni berbahasa Indonesia, dan ditulis orang Indonesia—nama penulisnya Dr. Purwadi, M.Hum. Buku itu diterbitkan oleh Penerbit Ragam Media.

Buku ini sangat lengkap pembahasannya—mulai dari masa Sri Maharaja Rakai Ratu Sanjaya di era 732 Masehi, sampai masa kehidupan Prabu Dewata Cengkar, Airlangga, Kertajaya, Jayakatwang, Ken Arok, Kertanagera, hiruk-pikuknya Majapahit, peran Gajah Mada dalam penyatuan nusantara, sampai zaman Pati Unus, Sultan Hadiwijaya, Dinasti Amangkurat, dan Mangkunegara.

Saya tidak menjamin buku yang saya sebutkan di atas akan memenuhi standar penulisan tesis, tapi setidaknya buku itu jauh lebih baik, lebih lengkap, dan lebih berkualitas dibanding judul-judul buku yang telah kamu peroleh (yang ditolak supervisor tesismu). Bahkan, kalau saya menjadi supervisormu (ya, ya, tentu saja ini ngayal!) saya akan mengizinkan dengan senang hati kalau buku tersebut dijadikan salah satu rujukanmu.


Dulu, waktu masih tinggal di Amrik semasa kuliah, saya banyak membaca novel-novel thriller-nya Dean Koontz, bahkan sangat menggemarinya. Sepulang ke Indonesia, saya kesulitan sekali mencari buku-bukunya Dean Koontz.

Apakah memang Koontz tidak masuk ke Indonesia? Menurut saya kok aneh, karena Koontz juga penulis bestseller New York Times. Kalau Sidney Sheldon, John Grisham, Marry Higgins Clarks dan lain-lain bisa masuk ke Indonesia, kenapa tidak ada karya Dean Koontz yang diterjemahkan ke Indonesia? Atau jangan-jangan saya yang nggak tahu?

Dean Koontz memang sedikit perkecualian. Jika menengok daftar karyanya yang sudah puluhan, rasanya memang aneh kalau tidak ada satu pun yang masuk ke Indonesia. Tapi sebenarnya hal tersebut terjadi bukan karena kualitas karya Koontz, tapi pada prosedur pembelian hak cipta karyanya.

Yang pernah saya dengar, agen penerbit Dean Koontz mematok harga yang sangat tinggi untuk pembelian hak cipta karya Koontz. Akibatnya, mungkin, penerbit-penerbit di Indonesia agak keberatan. Tapi karya Koontz di Indonesia bukan tidak ada sama sekali, lho. Ada beberapa karyanya yang sekarang sudah masuk ke Indonesia, salah satunya yang berjudul ‘Relentless’ (diterjemahkan menjadi ‘Tak Kenal Ampun’).


Ada yang bilang kalau Agatha Christie (penulis novel-novel detektif) juga menulis novel roman. Apakah ini benar? Kalau benar, apakah roman karya Agatha Christie juga diterjemahkan ke bahasa Indonesia?

Benar, Agatha Christie juga menulis novel-novel roman, tapi menggunakan nama pena ‘Mary Wesmacott’. Sejauh yang saya tahu, novel-novel roman Agatha Christie belum masuk ke Indonesia.


Banyak teman di milis yang sedang meributkan soal kemungkinan Stephen King (penulis horor terkenal) terlibat dalam konspirasi pembunuhan John Lennon. Fakta itu terdapat dalam sebuah buku terjemahan yang saat ini sedang ‘in’ di beberapa milis. Apakah kamu percaya?

Tidak—sedikit pun. Saya tak habis pikir kenapa buku itu bisa dijadikan rujukan banyak orang dalam membangun “teori”. Sori, saya tidak bisa menyebutkan judul buku yang sedang kita bincangkan itu di sini, tetapi kita perlu tahu bahwa di Amerika sendiri, buku itu masuk dalam list “garbage”—kalian tahu apa maksudnya.

Di Indonesia sendiri, buku itu diterjemahkan dengan dibubuhi tagline bahwa seluruh isi buku tersebut hanya bersifat “hiburan”. Itulah kenapa saya sama sekali tak habis pikir, buku yang nyata-nyata disebut “hiburan” itu masih saja dijadikan rujukan untuk teori-teori konspirasi yang (sepertinya) makin spektakuler. In fact, saya telah membaca buku itu dari halaman awal sampai halaman akhir, dan tidak ada satu halaman pun yang bisa saya percaya. Sekali lagi, itu buku hiburan.


Saya baru tahu kalau “Winnie-the-Pooh” dulunya adalah sebuah buku. Apakah ini benar? Kalau memang berasal dari buku, siapa penulis kisah Winnie-the-Pooh? Dan apakah bukunya tersedia dalam bahasa Indonesia?

Winnie-the-Pooh memang berasal dari buku karya A. A. Milne, dan diterbitkan pertama kali pada tahun 1926. Judulnya “Winnie-the-Pooh”. Dua tahun kemudian muncul buku lanjutannya, berjudul “The House at Pooh Corner”, yang terbit pada tahun 1928. Saya tidak tahu apakah bukunya (masih) tersedia di Indonesia, mengingat tahun terbitnya sudah puluhan tahun yang lalu.


 
;