Jumat, 01 Juli 2011

Seserpih Nota



Seharusnya aku menulis catatan ini beberapa hari yang lalu, ketika malamnya kau datang menemuiku.

Aku tak pernah membayangkannya, meski mungkin mengharapkannya.

Cerita yang cukup lama, pada malam yang cukup lama.

Entahlah, mungkin karena beberapa hari itu aku berkali-kali datang untuk melihatmu, dan mendapati dindingmu masih sama seperti kemarin, dan kemarinnya lagi, dan kemarinnya lagi. Dan aku berharap kau kembali terlihat, agar aku bisa kembali menyapamu.

Ya, aku mencarimu. Tapi tak tahu apakah aku mampu melewati batas ketakutanku, dan menyeberangi langit dengan membutakan mataku. Mungkin tidak hari ini, tapi aku juga ragu kalau itu pun tak akan terjadi di waktu kapan pun.

Seharusnya aku menulis catatan ini beberapa hari yang lalu, ketika malamnya kau datang menemuiku.

Waktu yang kembali kuharapkan, untuk menyadarkan diriku sendiri, bahwa waktu pada akhirnya akan berhenti. Di suatu titik. Atau di suatu persimpangan. Ketika tangan tak terlihat—dimana pun itu—mempertemukanku denganmu.

Aku mencari-carimu. Mungkin kau pun tahu. Tapi aku tak pernah tahu akan sampai dimana batas pencarianku. Mungkin akan berlalu seperti dulu, tapi aku tak tahu.

Seharusnya aku tak menulis catatan ini. Karena hanya akan membuatmu bertanya-tanya, dan membuatku mempertanyakan diriku sendiri. Seharusnya mungkin kita tidak bertemu, karena aku takut pada akhirnya kita akan bersama mengutuk waktu.


 
;