Selasa, 01 Mei 2012

Pembodohan Massal Bernama Isu Pemanasan Global (11)

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, dan agar tidak terjadi kesalahpahaman atau kerancuan, sebaiknya jangan baca catatan ini sebelum membaca catatan sebelumnya.

***

Balik ke es di kutub. Berdasarkan data NSIDC (National Snow and Ice Data Center), luas es di Arktik atau Kutub Utara pada bulan Desember 2009 adalah 12.480.000 kilometer persegi. Tiga tahun sebelumnya, pada Desember 2006, luas daratan es di sana hanya 12.270.000 kilometer persegi. Artinya, dalam waktu tiga tahun, permukaan es di Arktik bertambah luas 210.000 kilometer persegi. Pada Desember 2012, diperkirakan permukaan es di sana akan bertambah luas.

Jadi atas dasar apa menggembar-gemborkan es di Kutub Utara terus menyusut?


Jumlah beruang kutub terus berkurang dan akan punah

Para pendukung isu pemanasan global menyatakan bahwa es di Arktik berkurang, yang dapat dibuktikan dengan terus menyusutnya jumlah beruang kutub yang ada di sana. Karena pemanasan global, jumlah beruang kutub pun menyusut dan diperkirakan akan punah. Benarkah itu? Kita sudah melihat faktanya di atas, bahwa Kutub Utara maupun Kutub Selatan sama sekali tidak berkurang!

Begitu pula dengan populasi beruang kutub. Faktanya, jumlah beruang kutub terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1950-an, jumlah beruang kutub hanya sekitar 5.000 sampai 10.000 individu. Pada tahun 2009, jumlah itu membengkak hingga menjadi 20.000 sampai 25.000 individu. Kita bisa menemukan fakta ini di website yang kredibel dan terpercaya seperti polarbearsinternational.org yang kebenaran keterangannya bahkan telah dikonfirmasi oleh para pendukung pemanasan global.

Pada tahun 1960-an, populasi beruang kutub memang menyusut drastis. Tetapi itu terjadi akibat perburuan yang berlebihan, dan sama sekali bukan disebabkan karena menyusutnya es di sana. Ketika perburuan itu dilarang pada tahun 1970-an, populasi beruang kutub pun meningkat, sebagaimana yang disebutkan di atas. Dari tahun ke tahun, memang ada beberapa beruang kutub yang tenggelam. Tetapi, sekali lagi, hal itu tidak disebabkan karena hancurnya es, melainkan karena badai.

Sebanyak 70 persen populasi beruang kutub hidup di luar Arktik, salah satunya di Greenland, Kanada, yang penuh salju. Para penduduk yang tinggal di Greenland menyatakan bahwa pertumbuhan jumlah beruang kutub telah sampai pada taraf mengganggu para penduduk lokal. Jadi, dari mana sebenarnya sumber yang menyatakan beruang kutub menyusut jumlahnya?

Jika kita mempelajari data yang dirilis WWF, disebutkan bahwa hanya ada 2 jenis beruang kutub—atau 16,4 persen dari keseluruhan populasi—yang menurun. Namun, 10 jenis atau 45,4 persen dinyatakan stabil. Sedangkan 2 populasi lainnya—yang membentuk 13,6 persen populasi—meningkat. Kombinasi itu memang menunjukkan jumlah yang menurun, namun sebenarnya tidak, karena kenyataannya jumlah beruang kutub telah meningkat drastis dari populasi tahun 1950.

Selain beruang kutub, para pendukung isu pemanasan global juga sering meramalkan kepunahan hewan-hewan lain yang diakibatkan perubahan iklim. Pada tahun 1970-an, misalnya, Norman Myers memprediksi lima puluh persen spesies binatang akan punah menjelang tahun 2000. Sementara Paul Ehrlich memprediksi lima puluh persen spesies hewan akan punah menjelang tahun 2000.

Tapi itu hanya opini yang pada akhirnya tak pernah terbukti. Dan pendapat atau opini yang tidak didasari bukti hanyalah sebentuk asumsi. Dan asumsi, kau tahu, selalu berakhir di tong sampah.

Lanjut ke sini.

 
;