Selasa, 12 Maret 2013

Beberapa Hal yang Perlu Kita Bicarakan Menyangkut Twitter (3)

Posting ini lanjutan post sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Di blog tersebut, dijelaskan secara panjang lebar mengenai cara memperbanyak follower, khususnya yang dilakukan oleh segelintir orang terkenal di Twitter. Ternyata, orang-orang yang memiliki jutaan follower di Twitter juga mendapatkan follower-nya dengan cara membeli. Dan, yang mengejutkan bagi saya, mereka membelinya secara resmi melalui Twitter!

Mungkin kedengarannya aneh. Konon, Twitter melarang jual-beli akun/follower. Tapi nyatanya mereka sendiri melakukan praktik jual beli follower.

Jadi, berdasarkan penjelasan di blog tersebut, seseorang bisa membeli follower melalui Twitter, setelah mengisi formulir yang disediakan oleh Twitter. Tinggal meng-klik tab “bussiness” di Twitter, pengguna akan diarahkan pada formulir tersebut, untuk kemudian diisi. Karena Twitter baru melayani pembeli di Amerika, maka pembeli yang ada di luar Amerika (misalnya di Indonesia) harus menggunakan alamat di Amerika.

Setelah formulir pembelian kita diterima, Twitter akan menindaklanjutinya. Setelah pembayaran dilakukan, maka Twitter akan memasang akun kita pada halaman awal pendaftaran, sehingga orang-orang yang baru membuat akun di Twitter akan mem-follow akun kita. Dengan cara seperti itu, jumlah follower kita pun akan meningkat pesat dalam waktu singkat, dan tidak ada orang yang curiga kalau sebenarnya kita membeli follower!

Hebat, pikir saya sambil geleng-geleng kepala, ketika membaca semua penjelasan itu.

Dulu, sewaktu mendaftar untuk membuat akun di Twitter, saya memang disodori setumpuk akun di Twitter, untuk saya follow. Twitter bahkan mempersyaratkan agar pendaftar baru mem-follow setidaknya 5 orang (akun) sebelum bisa mulai menggunakan Twitter. Dulu, saya pikir akun-akun yang disodorkan Twitter untuk saya follow itu karena akun-akun tersebut dianggap terkenal. Tapi rupanya itu akun-akun yang telah membayar Twitter untuk memperbanyak follower mereka!

Di blog itu juga dijelaskan siapa-siapa saja yang selama ini telah membeli follower melalui Twitter, sehingga jumlah follower mereka mencapai jutaan. Bukan hanya dari luar negeri, tetapi juga dari Indonesia. Di Indonesia, ada akun-akun yang (mungkin) terkenal, yang memiliki jutaan follower, dan nyaris semuanya hasil membeli melalui Twitter. Mereka terdiri dari artis, penulis, juga atlit. Saya tidak enak menyebutkan nama-namanya—silakan cari sendiri.

Jika penasaran dan ingin tahu siapa saja orang terkenal (dari Indonesia ataupun luar negeri) yang membeli follower melalui Twitter, lakukan saja cara mudah berikut ini.

Buatlah akun baru di Twitter. Pada waktu melakukan pendaftaran, secara otomatis Twitter akan menyodorkan setumpuk akun yang mereka minta/sarankan untuk di-follow. Nah, lihatlah siapa saja akun-akun yang disodorkan Twitter itu, dan kalian mungkin akan terkejut! Mereka itulah yang selama ini telah membayar Twitter untuk memperbanyak follower mereka dengan cara yang amat tersamar.

Ketika mengetahui kenyataan itu, saya juga benar-benar terkejut, karena tidak pernah mengira. Saya pikir mereka yang memiliki jutaan follower itu memang terkenal, atau memang tweet-nya disukai banyak orang. Ternyata hasil beli juga. Ketika sampai pada fakta ini, lagi-lagi saya ingin bertanya, reputasi macam apa yang bisa dinilai dari jumlah follower di Twitter?

Reputasi tidak bisa dibeli, follower bisa dibeli—bahkan secara resmi. Reputasi dibangun dari keahlian, kemampuan, bahkan bakat, juga kerja keras bertahun-tahun. Ia tak terbeli oleh uang, karena harganya tak ternilai. Ada perbedaan yang amat signifikan antara “reputasi” dan “popularitas”. Popularitas memang bisa dibeli, tapi reputasi tak terbeli. Popularitas bisa dimanipulasi, tapi tidak dengan reputasi. Menggunakan istilah kasar, kalau dasarnya tolol, orang tetap akan tahu kalau memang tolol.

Tetapi mungkin sekarang memang zaman Twitter. Sama seperti dulu zaman Friendster atau era Facebook, orang-orang sekarang sangat aktif di Twitter. Ketika kemudian jumlah follower ternyata bisa mendatangkan popularitas, bahkan uang, sebagian orang pun mati-matian memperbanyak follower dengan berbagai cara. Bahkan, yang paling aneh, konon katanya orang bisa mudah menerbitkan buku jika telah memiliki banyak follower.

Lanjut ke sini.

 
;