Jumat, 29 Maret 2013

Hukum Semesta

Akan tiba waktunya, ketika kita harus membayar utang kita—sebesar atau sekecil apa pun, dalam bentuk apa pun.

Akan tiba waktunya, ketika kita harus mengembalikan semua yang telah kita ambil dengan cara tidak benar—disadari atau pun tidak, diingat atau pun terlupa.

Akan tiba waktunya, ketika kita harus melepaskan semua yang telah kita rampas dari orang lain—hingga kehidupan hanya menyisakan kulit pembungkus tulang di tubuh kita, dan nyawa yang tinggal segaris.

Untuk setiap pohon yang ditumbangkan dengan kerakusan, untuk setiap oksigen yang dirampas dari kehidupan orang lain, untuk setiap darah dan air mata yang diteteskan tanpa kerelaan, untuk setiap duka dan tangis yang memecah langit, alam semesta akan menuntut keadilan... kapan pun waktunya.

Akan tiba waktunya, ketika bunga tumbuh mekar dan daun-daun luruh. Akan tiba waktunya ketika awan menghimpun air dan tetes hujan turun. Akan tiba waktunya ketika tanah yang murka bangkit dari kematiannya, dan langit penuh amarah mengguncangkan badai bersama halilintar membelah gunung.

Untuk setiap tangan yang terulur, untuk setiap jari yang merampas, untuk setiap senyum yang terkulum, untuk setiap kerakusan yang mencekik napas... selalu ada waktunya untuk memperoleh hasil, seperti biji di tanah yang menumbuhkan pohon. Dan bumi adalah tanah yang adil, karena ia hanya menumbuhkan pohon sesuai bijinya, memekarkan bunga dan meluruhkan daun tepat pada waktunya.

Akan tiba masanya, ketika kita harus membayar utang kita—sebesar atau sekecil apa pun, dalam bentuk apa pun.

Akan tiba masanya, ketika kita harus mengembalikan semua yang telah kita ambil dengan cara tidak benar—disadari atau pun tidak, diingat atau pun terlupa.

Akan tiba masanya, ketika kita harus melepaskan semua yang telah kita rampas dari orang lain—hingga kehidupan hanya menyisakan kulit pembungkus tulang di tubuh kita, dan nyawa yang tinggal segaris.

Dan... ketika saat itu tiba, kita pun tahu bahwa utang selalu menuntut bunga. Sedikit yang telah kita rampas menuntut pembayaran yang jauh lebih besar. Pada waktunya, setiap kita akan menyadari bahwa merampas hak orang lain adalah kebodohan di atas kebodohan di atas kebodohan....

 
;