Sabtu, 01 Juni 2013

Noffret’s Note: Kenangan

Seseorang pergi, meninggalkan jejak yang amat dalam.
Bukan kepergiannya yang kita tangisi. Tapi jejak
kenangan yang telah ditinggalkannya.
—Twitter, 5 Januari 2013

Beberapa orang mengurung diri dalam keterasingan,
menjauhi segala macam hubungan. Kadang alasannya
karena luka dan takut kehilangan. Lagi.
—Twitter, 5 Januari 2013

Sebagian orang terlalu angkuh untuk menghadapi luka
yang kedua dan setelahnya. Sebagian lain terlalu rapuh.
Apa pun, kita tak pernah tahu.
—Twitter, 5 Januari 2013

Masalah hidup kita, per orang, adalah kenyataan
bahwa perjalanan tak selalu sesuai skenario siapa pun.
Alur yang liar, akhir tak terduga.
—Twitter, 5 Januari 2013

Yang kejam, hidup kadang mempertemukan kita
dengan seseorang hanya untuk memisahkannya.
Seolah takdir mengingatkan dialah yang berkuasa.
—Twitter, 5 Januari 2013

Kedekatan dengan seseorang tidak hanya memberikan
ketenangan dan kenyamanan. Tapi juga ketakutan
atau sakit. Takut kehilangan. Tersakiti.
—Twitter, 5 Januari 2013

Setiap kenangan adalah sejengkal jejak di atas pasir.
Semakin banyak jejak di sana, semakin dibutuhkan
ombak besar untuk menghapusnya.
—Twitter, 5 Januari 2013

Kita ingin terus meninggalkan jejak di atas pasir
kenangan kita, sejengkal demi sejengkal. Tapi angin
mendatangkan ombak. Dan semua hilang.
—Twitter, 5 Januari 2013

Yang mengerikan dari kenangan adalah kita tersenyum
ketika membangunnya, dan menangis ketika kehilangan.
Akan ada senyum lagi, tapi lama.
—Twitter, 5 Januari 2013

Jarak bibir dan mata mungkin hanya sejengkal.
Tapi jarak senyum dan tangis kadang butuh waktu
bertahun-tahun perjalanan.
—Twitter, 5 Januari 2013


*) Ditranskrip dari timeline @noffret

 
;