Jumat, 20 Juni 2014

Plus Minus Belanja Buku di Internet (4)

Posting ini lanjutan posting sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah post sebelumnya terlebih dulu.

***

Sebagai pecinta buku, saya sangat berhati-hati dalam memperlakukan buku. Ketika membeli di toko buku konvensional, saya benar-benar memperhatikan buku yang akan saya beli secara saksama, dan memastikan tidak ada cacat sekecil apa pun pada buku itu.

Misalnya, sampulnya harus dalam kondisi mulus tertutup shrink (plastik tipis pengemas buku), dan jilidannya benar-benar lurus. Kalau buku itu menggunakan hardcover, saya akan memastikan bagian-bagian tepi sampulnya benar-benar utuh tanpa ada yang rusak atau tertekuk. Jika buku yang akan saya beli kebetulan stoknya masih cukup banyak, saya akan memeriksanya satu per satu, dan memilih yang saya anggap terbaik.

Nah, proses pemeriksaan semacam itu tidak bisa kita lakukan ketika membeli buku di toko buku internet. Kita hanya melihat gambar sampul di halaman web, dan memilihnya. Setelah itu, pihak toko yang akan memilih dan menentukan buku-buku yang akan dikirim ke alamat kita. Dalam proses tersebut, mereka belum tentu sangat hati-hati, sehingga ada kalanya buku yang dikirimkan untuk kita kebetulan memiliki cacat tertentu. Kemudian, proses pengepakan yang tidak rapi juga memungkinkan adanya kerusakan selama perjalanan pengiriman.

Sebagai pecinta buku, saya benar-benar “terluka” setiap kali melihat buku tampak rusak, tertekuk, atau mengalami kerusakan lain. Dan saya benar-benar “patah hati” jika mendapati buku yang saya beli mengalami kerusakan semacam itu, gara-gara pengepakan yang tidak benar, atau karena proses pengiriman yang tidak hati-hati.

Hal lain yang juga sering menjadi nilai minus toko buku internet adalah kekuranglengkapan data buku yang ditawarkan. Di banyak toko buku internet, kita pasti sering mendapati ketiadaan jumlah halaman buku. Biasanya, data yang mereka sediakan hanya sampul dan judul buku, nama penulis dan penerbit, ISBN, dan ukuran serta berat buku. Tetapi halaman buku sering kali tertulis “0”. Ini ironis, karena jumlah halaman buku termasuk data penting yang juga perlu diketahui calon pembeli.

Saya sendiri menganggap tingkat ketebalan/ketipisan sebuah buku sebagai faktor penting dalam membeli buku. Di toko buku internet, ilustrasi sebuah buku hanya diwakili sampul depan. Karena itu, saya perlu tahu berapa jumlah halaman buku itu, agar bisa membayangkan seperti apa tampilan wujud aslinya. Sayangnya, dalam hal ini, toko-toko buku internet justru sering kali tidak menyebutkan berapa jumlah halamannya.

Terakhir, yang kadang juga menjadi nilai minus toko buku internet adalah loading laman web yang berat/lambat. Ini mungkin sepele, tapi sering kali menjengkelkan, khususnya ketika koneksi internet sedang down. Ketika mengakses toko buku online, calon pembeli cenderung membuka beberapa laman sekaligus untuk melihat-lihat atau membandingkan suatu buku dengan buku lain. Hal itu tentu membutuhkan loading web yang ringan/cepat, agar aktivitas itu terasa menyenangkan.

Yang menjengkelkan, kadang ada toko buku online yang loading-nya sangat berat. Untuk membuka satu laman saja dibutuhkan waktu sampai beberapa menit. Itu sangat menjengkelkan, sehingga calon pembeli bisa langsung kabur untuk mencari toko buku online lain yang loading-nya lebih ringan. Karenanya, loading web yang ringan tidak hanya menyenangkan pembeli, tapi juga menguntungkan pihak penjual.

Jika toko buku konvensional membutuhkan ruangan yang bersih, rapi, dan pelayan yang ramah, maka toko buku internet membutuhkan tampilan lay out yang rapi, serta loading web yang ringan. Tujuannya sama—membuat calon pembeli merasa nyaman.


Saran:

Berdasarkan plus minus yang ada, bagaimana pun toko buku internet telah menjadi bagian hidup para pecinta buku. Betapa pun, mereka telah membantu para pembaca dan pecinta buku mendapatkan buku-buku dengan lebih mudah, khususnya untuk buku-buku yang sulit ditemukan di toko buku konvensional. Sebagai konsumen, tentu kita berharap para pemilik dan pengelola toko buku internet bisa lebih memperbaiki kualitas layanan, sehingga kita juga bisa lebih puas membeli buku di tempat mereka.

Selama bertahun-tahun menjadi pelanggan beberapa toko buku di internet, saya cukup bisa melihat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing toko buku tersebut berdasarkan tampilan web serta layanan mereka, dan berikut ini beberapa saran yang saya ambil dari pengalaman selama berinteraksi dengan toko-toko buku online, agar aktivitas belanja buku di internet bisa lebih menyenangkan.

Pertama, dan yang terpenting, ringankan loading web. Percaya atau tidak, loading yang ringan adalah hal paling penting di internet, khususnya bagi toko buku online yang berharap mendapat banyak pembeli/pelanggan dari pengunjung yang datang. Disadari atau tidak, loading sebuah web adalah hal pertama yang diperhatikan pengunjung internet. Jika loading-nya ramah pengguna, pengunjung akan senang membuka-buka. Sebaliknya, loading yang berat sama saja mengusir pengunjung.

Seperti yang disebutkan di atas, toko buku konvensional membutuhkan ruangan yang bersih serta pelayan yang ramah, agar pembeli merasa nyaman dan betah. Dalam hal ini, ruangan bersih dan pelayan ramah bagi toko buku internet adalah lay out laman yang rapi, dan loading yang ringan sehingga ramah pengguna.

Beberapa toko buku di internet mengalami masalah ini. Ada toko buku online di Indonesia yang koleksinya sangat lengkap. Buku yang mereka sediakan jumlahnya mungkin lebih dari sejuta judul—sebuah tawaran koleksi yang cukup menerbitkan air liur para pecinta dan kolektor buku. Buku-buku yang sulit didapatkan di toko buku konvensional—terbitan Indonesia atau luar negeri—bisa didapatkan di toko buku online ini. Sebut judul apa saja, dan kemungkinan besar kita bisa menemukannya di sana.

Toko buku online itu bahkan saya anggap paling lengkap di Indonesia. Sejauh ini, saya belum menemukan toko buku online lain yang sanggup menandingi kelengkapan koleksi mereka. Selain itu, kualitas layanan mereka juga hebat. Ditinjau dari segala segi, toko buku online ini benar-benar istimewa—koleksi lengkap, layanan hebat, waktu pengiriman cepat. Tetapi, toko buku online yang seharusnya hebat ini mengalami masalah dalam hal loading!

Untuk membuka satu laman, dibutuhkan waktu cukup lama. Hal itu, kemungkinan besar, karena penataan/tampilan lay out yang berantakan, plus hal-hal tidak penting yang terlalu banyak menghiasi serta menyita isi laman. Kenyataannya, toko buku online satu itu memang “payah” dalam hal tampilan laman.

Mereka tampaknya “kedodoran” dalam menata lay out-nya, sehingga tampilan laman kurang rapi sekaligus memberatkan loading. Hanya gara-gara itu, saya terpaksa menjadikan toko buku tersebut sebagai “opsi kedua”. Artinya, jika saya bisa mendapatkan suatu buku di toko online lain, saya akan memilih untuk membeli di tempat lain saja.

Coba bayangkan, hanya karena loading yang kurang ramah pengguna, sebuah toko buku online berpotensi kehilangan penjualan. Jika setiap hari ada satu saja calon pembeli yang pergi gara-gara loading yang menjengkelkan, coba pikirkan berapa kerugian yang didapatkan toko buku itu dalam sebulan, setahun, lima tahun, sepuluh tahun...

Di sisi lain, ada toko buku online yang jumlah koleksinya “biasa-biasa saja”—tidak sebanyak toko online yang saya ceritakan di atas. Tetapi, mereka menata laman web-nya dengan rapi, bersih, sekaligus ringan loading-nya.

Meski menyadari koleksi mereka tidak terlalu banyak, tapi saya menomorsatukan toko buku itu. Setiap kali, jika saya menemukan suatu buku yang ingin saya beli (dan hal semacam itu sering terjadi), maka web pertama yang akan saya buka adalah toko buku online tersebut, untuk mengecek apakah buku itu tersedia di sana atau tidak. Jika tersedia, saya akan langsung memasukkannya ke wishlist. Jika tidak ada, baru saya akan mencari toko buku lain.

Loading, loading, loading. Itu faktor paling penting di internet, sama pentingnya dengan fakta bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama di dunia.

Kedua, lengkapilah data buku yang ditawarkan. Seperti yang telah disebutkan di atas, calon pembeli tidak hanya perlu tahu seperti apa sampul sebuah buku, siapa penulis dan penerbitnya, tapi juga berapa jumlah halaman buku itu. Karenanya, jika toko buku online mau menyebutkan data-data lain sebuah buku yang ditawarkan, jangan lupa pula untuk menyebutkan jumlah halamannya.

Seperti memilih jodoh, kita perlu mempertimbangkan bibit, bebet, dan bobotnya. Begitu pun ketika memilih buku, kita juga perlu mempertimbangkan bibit (penulis dan penerbitnya), bebet (wujud atau tampilan sampulnya), dan bobot (berapa jumlah halamannya).

Ketiga, perhatikan pengepakan dan proses pengiriman. Karena pembeli di toko buku internet tidak bisa memilih langsung wujud buku-buku yang mereka beli, maka tolong pilihkan buku-buku yang tampilannya paling mulus, yang kemasan plastiknya masih rapi, yang sampulnya tidak tertekuk (khususnya yang menggunakan hardcover), dan kemas atau bungkuslah semua buku itu dengan lembut serta penuh kasih, agar tidak ada satu bagian pun yang terluka.

Setelah itu, wanti-wanti (ingatkanlah sungguh-sungguh) biro ekspedisi yang mengirimkan buku-buku tersebut, agar mereka membawa bungkusan buku itu dengan lembut dan juga penuh kasih.

Ingat, di antara sekian banyak pelanggan toko buku internet adalah para kutubuku/pecinta buku/kolektor buku sejati, yang menganggap buku sebagai benda paling berharga dan paling mulia di muka bumi. Karenanya, jangan lukai perasaan mereka dengan tampilan buku yang lecek, tertekuk, atau kerusakan lainnya. Itu sungguh melukai perasaan pecinta buku. Sejujurnya, saya bisa menangis jika menyaksikan buku diperlakukan dengan tidak selayaknya.

Keempat, sebagai pelanggan, saya tidak bisa berharap terlalu banyak. Yang jelas, para pelanggan toko buku internet—termasuk saya—tentu sangat mengharapkan toko-toko buku langganan kami terus meningkatkan kualitas layanan mereka, agar kami semakin nyaman berbelanja.

Akhirnya, bagaimana pun, saya harus mengucapkan terima kasih pada toko-toko buku online yang selama ini telah memanjakan “kerakusan” saya dalam membaca buku. Sungguh, saya merasa sangat terbantu dengan keberadaan toko buku di internet, karena bisa mendapatkan buku apa pun yang saya inginkan, kapan pun saya perlukan, di mana pun saya butuhkan. Terima kasih untuk kejujuran dan layanan yang menyenangkan, juga terima kasih karena telah mau repot-repot mencarikan buku-buku yang kami inginkan.

 
;