Jumat, 10 Oktober 2014

Kepada Perempuan

Lelaki suka mempermudah hal-hal sulit. Perempuan
suka mempersulit hal-hal mudah. Karena itulah
kisah cinta tak pernah selesai ditulis.
@noffret


Kepada perempuan di mana pun yang kebetulan membaca catatan ini, perlu kalian tahu bahwa catatan ini ditulis oleh seorang lelaki bodoh. Dan, sekadar informasi, banyak lelaki di dunia ini yang sama bodohnya dengan penulis catatan ini, khususnya dalam hal menghadapi kalian. Karena itu, hei perempuan, catatan ini mungkin akan berguna bagi kalian, khususnya ketika harus menghadapi lelaki-lelaki bodoh seperti kami.

Di mata lelaki bodoh seperti kami, kalian adalah makhluk yang indah... sekaligus membingungkan. Dan tidak jarang membuat stres, jantung berdebar, juga pusing kepala. Khususnya ketika kami sedang jatuh cinta pada kalian.

Ketika jatuh cinta pada kalian, sejujurnya kami kebingungan. Memang ada yang tidak bingung—tapi percayalah, lebih banyak yang bingung. Kami bingung bagaimana menghadapi perasaan yang sedang kami rasakan, kami juga bingung bagaimana menyatakannya pada kalian. Oh, kami mungkin tahu bagaimana menarik perhatian kalian, mencoba dan berusaha menunjukkan perasaan kami pada kalian... tapi kami mulai kebingungan ketika kalian tidak juga paham.

Kami percaya kalian cukup sensitif untuk memahami ketika kami sedang berusaha mendekati atau menunjukkan perasaan pada kalian. Dan respons kalian akan sangat berpengaruh pada keputusan kami selanjutnya. Jika kalian sama sekali tidak merespons, atau memberikan respons negatif, maka kami akan menyimpulkan bahwa kalian tidak bisa menerima kami.

Sekadar catatan, di masa remaja mungkin kami mengenal ego defense mechanism—suatu upaya membohongi diri sendiri ketika mendapati respons negatif perempuan yang membuat kami jatuh cinta. Tapi di masa dewasa, kami cukup bijak untuk memahami ada kalanya seorang perempuan tidak bisa menerima perasaan seorang lelaki, dan kami akan menghadapinya secara realistis. No problem.

Sebaliknya, ketika kalian memberikan respons positif, kami juga akan mengartikannya sebagai penerimaan kalian terhadap perasaan yang kami rasakan. Tentu saja kami sangat senang. Tetapi, kami ingin kalian tahu, bahwa sering kali di situlah sumber kebingungan terbesar kami dimulai. Ketika kalian menunjukkan respons positif, lalu apa...?

Secara teori, tentu saja jawabannya sangat mudah—lanjutkan pendekatan. Tetapi, dalam realitas, ada banyak lelaki yang sangat kebingungan dalam mengartikan hal itu, apalagi melakukannya.

Mungkin kalian biasa mendengar ungkapan sinis yang menyatakan bahwa hanya ada dua macam lelaki di dunia ini—jika tidak bajingan, berarti homo. Sekarang, kami ingin kalian tahu bahwa ada jenis ketiga, yakni lelaki baik-baik—yang bukan bajingan dan bukan homo—tetapi cukup bodoh dalam menghadapi kalian.

Jika kalian menginginkan contoh nyata, kami bisa menyebutkan beberapa nama—Isaac Newton, Abraham Lincoln, Mark Twain, Albert Einstein, Stephen Hawking, John Nash, Bill Gates... daftarnya masih panjang. Mereka lelaki baik-baik, tapi mungkin terlalu lama bergaul dengan buku dan keasyikannya sendiri, sehingga agak kesulitan dan kebingungan ketika harus berurusan dengan perempuan—khususnya perempuan yang membuat jatuh cinta. Kami termasuk di antaranya.

So, sekarang kalian punya pilihan lebih banyak. Jika sebelumnya kalian hanya punya dua pilihan, sekarang tiga. Kalian bisa memilih lelaki bajingan yang tahu betul bagaimana menghadapi bahkan mempermainkan perempuan, atau memilih lelaki homo yang tidak doyan perempuan, atau... memilih kami—lelaki baik-baik tetapi bodoh dalam menghadapi perempuan. Jika kalian memutuskan untuk memilih kami, maka inilah yang ingin kami sampaikan.

Pertama, tunjukkanlah respons yang nyata, sehingga kami tidak ragu atau salah menafsirkan. Kalau kalian ingin memberikan respons positif atas perasaan kami, buatlah kami yakin bahwa respons positif itu memang ditujukan untuk kami. Jangan menggunakan sinyal-sinyal yang tidak jelas.

Karena, bisa jadi, ternyata kami hanya kepedean atau ge-er menyangka kalian memberikan respons positif, tapi ternyata itu ditujukan untuk lelaki lain. Di Twitter, misalnya, hal semacam itu biasa terjadi, kan? Seorang perempuan menulis tweet nomention dan seorang lelaki menyangka tweet itu ditujukan untuknya, tapi ternyata ditujukan pada lelaki lain. Kami tidak ingin salah sangka. Kami ingin yakin. Karenanya, buatlah kami yakin.

Kedua, jika kita telah mulai berkomunikasi, bicaralah menggunakan bahasa manusia, dan bukan bahasa bidadari. Kami percaya kalian bidadari. Tapi tolong ketahuilah bahwa kami manusia biasa—lelaki bodoh yang belum begitu mengenal kalian. Artinya, nyatakanlah sesuatu secara jelas, tidak menggunakan sindiran atau kata-kata kiasan yang puitis atau semacamnya, karena kami belum tentu paham.

Jika kalian ingin kita bertemu, nyatakan saja secara jelas dengan cara yang baik. Atau—menggunakan istilah kalian—secara halus. Percayalah, kami akan merespons dengan baik pula, dan penilaian kami tidak akan berubah hanya karena itu. Bahkan, kami akan sangat menghargai, karena kalian telah menghilangkan sebagian kebingungan kami. Permintaan secara halus namun jelas, jauh lebih baik daripada menyindir-nyindir atau menggunakan kata-kata kiasan yang sulit dipahami.

Jadi, lain kali, kalau ada lelaki yang tampak mendekati kalian, tetapi sikap lelaki itu tidak jelas, jangan buru-buru berburuk sangka atau menyangkanya PHP. Bisa jadi dia lelaki baik-baik yang sungguh-sungguh mencintai kalian, tapi kebingungan bagaimana melakukannya. Jika kalian membutuhkan saran bagaimana menghadapi situasi semacam itu, maka saran terbaik adalah, “Tunjukkanlah jalan pada lelaki itu, agar ia tahu apa yang harus dilakukannya.” Dalam hal ini, sekali lagi, gunakan bahasa manusia yang mudah dipahami dan tidak bermakna ganda.

Meski ada tiga macam lelaki, sebagaimana yang disebutkan tadi, tapi semua jenis lelaki menyukai tipe perempuan sama, yakni yang komunikatif. Tak peduli sebajingan apa pun, lelaki tetap kebingungan jika harus menghadapi perempuan yang pasif dan tidak komunikatif. Apalagi bagi lelaki baik-baik yang bodoh seperti kami.

Karenanya, jika kebetulan kalian menghadapi lelaki bodoh seperti kami, tidak perlu jaim tinggi-tinggi. Tunjukkan saja sikap biasa, sebagaimana kalian bersikap pada teman kalian yang lain. Dalam hal perasaan, kami percaya bahwa perempuan jauh lebih dewasa daripada lelaki. Karena itu, bersikaplah dewasa ketika menghadapi sikap kami yang mungkin kekanak-kanakan. Kami bukan lelaki buruk. Kami hanya lelaki bodoh.

Ketiga, jika kita telah memutuskan untuk bertemu, tolong perlakukanlah kami seperti teman—sebagaimana kalian biasa memperlakukan teman kalian. Artinya, tidak usah sok jaim atau gengsi-gengsian, agar kami merasa nyaman. Percayalah, kami sangat-sangat berdebar ketika bertemu kalian. Jadi tolong redakan debaran jantung kami dengan sikap yang membuat nyaman, agar kencan kita tidak berakhir di bangsal IGD gara-gara kami pingsan.

Selama kita bertemu, dan bercakap-cakap, mungkin kami akan tampak kaku, atau kekanak-kanakan. Dalam hal itu, jangan percaya pada slogan iklan yang menyatakan bahwa kesan pertama begitu menggoda. Menyangkut lelaki bodoh seperti kami, bisa jadi kesan pertama malah tampak berantakan. Ingat, kami bukan lelaki bajingan yang biasa menghadapi atau bahkan mempermainkan perempuan. Kami lelaki baik-baik tapi bodoh, yang masih kebingungan menghadapi kalian.

Selain itu, karena kami bukan lelaki bajingan yang biasa berurusan dengan perempuan, ada kalanya kami sama sekali tidak paham apa yang harus dilakukan ketika bertemu dan bersama kalian. Karenanya, jika kalian memiliki inisiatif tertentu, tolong nyatakan saja tanpa perlu gengsi atau malu-malu. Percayalah, kami akan sangat menghargai. Beritahu apa yang kalian inginkan, dan kami akan mewujudkannya untuk kalian. Jika kalian hanya diam dan berpikir kami akan paham sendiri, percayalah bahwa kami belum tentu paham sendiri.

Oh ya, jika kita jalan-jalan, atau kalian ingin ditemani ke suatu tempat yang kalian inginkan, dan kami lupa menggandeng tangan kalian, tolong ingatkan kami. Kalian bisa mengingatkan dengan cara halus, atau dengan cara manja, yang penting ingatkan kami dengan bahasa manusia yang bisa dipahami lelaki bodoh seperti kami. Karena, sejujurnya, kami memang kadang terlalu bodoh untuk memahami kenyataan “sepele” seperti menggandeng tangan kalian ketika jalan-jalan.

Akhirnya, kami ingin kalian tahu bahwa kami bukan mutan semacam Profesor X dalam film X-Men yang bisa membaca pikiran orang lain, lebih khusus pikiran kalian. Karena itu, jangan pernah sedikit pun berpikir bahwa kami akan tahu apa yang kalian inginkan jika kalian tidak mengatakannya. Ingat selalu, kami hanya lelaki biasa—lelaki baik-baik tapi bodoh, yang jatuh cinta pada kalian.

Jika kalian menginginkan sesuatu, atau kalian ingin kami melakukan sesuatu, tolong katakan dengan bahasa manusia yang dapat kami pahami. Jangan gunakan bahasa isyarat, karena kita punya sarana komunikasi yang lebih baik dan lebih jelas, yakni mulut untuk bicara. Juga jangan gunakan bahasa kiasan, karena kita tidak sedang ikut lomba puisi. Lebih penting lagi, jangan gunakan bahasa diam, karena kami pasti tidak akan paham. Bicaralah secara jelas, agar kami tahu maksud kalian, dan tidak keliru mengartikan.

Jika yang kalian maksud adalah “ya”, maka katakanlah “ya”. Sebaliknya, kalau yang kalian maksud adalah “tidak”, maka katakanlah “tidak”. Jika kalian memaksudkan “ya” tapi mengatakan “tidak”, kami benar-benar tidak akan tahu. Karena kami tidak tahu, bisa jadi langkah kami akan keliru, dan kalian akan membenci kami. Karenanya, sekali lagi, gunakan bahasa yang benar-benar dapat dipahami lelaki bodoh seperti kami.

....
....

Kepada perempuan di mana pun yang kebetulan membaca catatan ini, mungkin beberapa permintaan kami di atas terlalu banyak. Jika memang begitu, kami minta maaf. Kami hanya ingin menyampaikan kejujuran atas sesuatu yang selama ini kami sembunyikan, karena terlalu malu untuk menyatakannya terus terang.

Sejujurnya pula, kami tidak bermaksud menyulitkan kalian. Kami hanya ingin membahagiakan kalian dengan cinta kami, namun kadang kami kebingungan dan tidak tahu bagaimana melakukannya.

 
;