Sabtu, 07 Februari 2015

Noffret’s Note: Menghakimi

Dua ribu tahun yang lalu, seorang bijak di Bukit Yudea
berkata kepada murid-muridnya,
“Jangan menghakimi.” Itu nasihat terbaik.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kenyataannya, hal penting yang harus kita lakukan
sebelum menghakimi adalah bertanya.
Setelah tahu jawabannya, kita tidak menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Menghakimi bukan hak manusia.
Hak manusia adalah bertanya mengapa seseorang
melakukan sesuatu hingga membuat kita ingin menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kalau anak kita berbuat sesuatu yang tidak sesuai
seperti yang kita harapkan, bertanyalah,
dan biarkan dia menjelaskan. Jangan menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kalau murid kita melakukan hal-hal di luar peraturan
yang telah ditetapkan, bertanyalah,
dan biarkan dia menjawab. Jangan menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kalau kawan kita berubah, dan hubungan
yang semula baik menjadi buruk, bertanyalah,
dan biarkan dia memberitahu. Jangan menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kalau pacar kita tidak lagi perhatian
dan terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, bertanyalah,
dan biarkan dia bicara. Jangan menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Hanya dengan bertanya “mengapa?”,
kita akan tahu hal-hal penting yang sebelumnya
tidak pernah kita tahu. Sehingga tidak menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Kalau memang tidak mungkin menanyakannya
langsung pada orang bersangkutan, tanyakan pertanyaan itu
pada diri sendiri. Agar tidak menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014

Terlalu banyak hal buruk dan penyesalan terjadi
bukan karena apa pun, melainkan karena kita
terlalu buru-buru menghakimi.
—Twitter, 28 Januari 2014


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;