Senin, 23 Maret 2015

Noffret’s Note: Guru dan Murid

Ada Hari Guru, tapi kenapa tidak ada Hari Murid?
Tidak akan pernah ada guru di dunia ini,
jika tidak ada orang yang mau menjadi murid.
—Twitter, 25 November 2014

Di sekolah, aku punya beberapa guru yang menyenangkan.
Tapi banyak pula guruku yang membuat belajar jadi membosankan,
bahkan mengerikan.
—Twitter, 25 November 2014

Sekolah, kurikulum, dan guru, bisa menetapkan aneka macam
peraturan untuk murid. Tapi murid tidak bisa mengajukan
hak yang sama. Tidak adil!
—Twitter, 25 November 2014

Seharusnya murid-murid sekolah diberi hak untuk memilih
guru mana saja yang mereka inginkan, dan guru mana saja
yang tidak mereka inginkan.
—Twitter, 25 November 2014

Guru yang baik adalah guru yang belajar dari murid-muridnya.
—Twitter, 25 November 2014

Dalam ingatanku, masa-masa sekolah adalah waktu
paling membosankan yang pernah kualami dalam hidup.
Bodohnya, dulu aku jarang bolos.
—Twitter, 25 November 2014

Jika kelak anakku mengatakan bosan sekolah, aku tidak akan
menyalahkannya. Karena dulu aku pun merasakan hal yang sama.
—Twitter, 25 November 2014

Guru-guru terbaik yang pernah kumiliki
adalah mereka yang mengajar penuh kasih.
—Twitter, 25 November 2014

Tidak semua yang sekolah adalah murid.
Murid adalah orang yang mau belajar. Begitu pun,
tidak semua yang mengajar di sekolah pasti guru.
—Twitter, 25 November 2014

Bagiku, guru bukan orang yang pernah mengajarku.
Guru adalah sosok yang ingin kutiru.
—Twitter, 25 November 2014

Setiap orang adalah murid, setiap orang adalah guru.
Kita belajar, dan mengajar, setiap waktu.
—Twitter, 25 November 2014


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;