Senin, 27 April 2015

Dari Dunia Maya ke Dunia Nyata (1)

Cara terbaik mendapat pasangan:
Fokuslah hanya pada satu orang, dan tunjukkan kepadanya.
Setelah itu... biarkan cinta melakukan tugasnya.
@noffret


Catatan ini adalah follow up dari catatan sebelumnya; Curhat Cowok tentang Cewek yang Membuatnya Jatuh Cinta. Karenanya, beberapa bagian dalam catatan ini mengacu pada kasus tersebut.

***

Pertemuan yang berawal dari dunia maya ke dunia nyata bukan hal aneh. Itu bahkan sangat biasa di zaman sekarang. Tidak hanya untuk pertemanan, namun juga sampai pada tahap yang lebih serius, semisal pacaran dan seterusnya. Untuk pertemuan yang berdasar pertemanan semata mungkin tidak perlu dibahas lebih lanjut, karena siapa pun tentu sudah paham. Yang perlu kita bicarakan, mungkin, adalah pertemuan yang bertendensi untuk berhubungan lebih dari teman. 

Sebagaimana di dunia nyata, di dunia maya juga terjadi praktik gebet menggebet. Banyak orang punya gebetan di dunia maya. Jika didefinisikan, “gebetan” memiliki arti kira-kira “orang yang kita taksir, dan kita harapkan menjadi pacar”.

Di berbagai sosial media, banyak orang yang mengincar seseorang, lalu berusaha mendekati, dengan harapan orang yang dituju bisa menjadi pacar. Karena mereka bertemu di dunia maya, bisa jadi tempat tinggal mereka berjauhan—bisa luar kota sampai luar negeri. Karenanya, tugas para “penggebet” di dunia maya bukan hanya “menggebet” orang yang dituju, tapi juga mencari cara agar mereka bisa bertemu. Kadang-kadang, itu bukan hal mudah, khususnya jika orang yang kita gebet tergolong sibuk atau karena faktor lainnya.

Jika si penggebet adalah cowok, dan yang digebet adalah cewek, urusannya mungkin tidak akan terlalu sulit. Nyaris setiap cowok tahu yang harus dilakukan, dan mereka pun bisa melakukannya—dengan cara paling norak sampai paling elegan. Kalau pun ditolak atau diabaikan, bisa dibilang bukan masalah, toh cowok memang sekali-sekali ditolak cewek. Tapi bagaimana kalau pihak ceweklah yang naksir?

Bayangkan ilustrasi ini.

Riana naksir seorang cowok di Twitter, bernama Aldi. Riana pun mencoba mendekati Aldi, melalui mention atau semacamnya. Pertanyaan besarnya, tentu, bagaimana agar Aldi memahami maksud Riana? Sebagai cewek, Riana tidak bisa terus terang secara vulgar menyatakan maksudnya kepada Aldi. Tapi dia ingin Aldi memahami kalau dia sedang mendekatinya, dan berharap Aldi memberi respons yang sama. Bagaimana caranya?

Sebenarnya tidak terlalu sulit. Yang pertama kali harus diperhatikan Riana adalah mengetahui dan memahami karakter Aldi, kemudian “bermain” dengan cara yang diinginkan Aldi. (Jika saya harus menguraikan hal ini secara detail, penjelasannya bisa sepanjang 350 SKS, dan kalian bisa mati bosan.) Intinya, agar Aldi memahami dan memberi respons seperti yang diharapkan Riana, maka Riana harus melakukan segalanya seperti yang diharapkan Aldi.

Setiap cowok memiliki kepribadian berbeda. Suatu trik menggebet yang mungkin berhasil diterapkan untuk satu cowok, belum tentu akan berhasil pula jika diterapkan pada cowok lain. Karenanya, kalau kau cewek dan berencana menggebet seorang cowok, perhatikan—benar-benar perhatikan—karakter dan kepribadiannya, lalu “bermainlah” sesuai kepribadiannya.

Kadang ada cewek-cewek yang terlalu pede, dan meyakini, “Cara paling mudah menggaet cowok adalah dengan ngomongin seks!”

Mungkin, ya. Kenyataannya, cewek yang ngomongin seks di Twitter, misalnya, biasanya akan “dikerubuti” cowok-cowok yang mengirim mention. Tetapi tidak semua cowok seperti itu! Sebagian cowok justru risih jika membicarakan seks dengan lawan jenis secara “keroyokan”, karena lebih suka membicarakan seks jika hanya berdua. Jika topik itu diobrolkan di ruang terbuka, semisal Twitter, cowok jenis itu hanya mau jika tidak ada orang lain yang terlibat—alias hanya dia dan si cewek.

Tidak usah jauh-jauh, saya sendiri termasuk cowok yang tak bisa “dipancing” dengan obrolan seks, jika ada orang lain yang ikut terlibat dalam obrolan tersebut. Bahkan, umpama saya tertarik pada seorang cewek, tapi kemudian mendapatinya asyik mengobrolkan seks secara terbuka dengan banyak cowok, ketertarikan saya akan hilang. Saya hanya mau mengobrolkan seks dengan cewek, dengan satu syarat mutlak—obrolan itu hanya melibatkan saya dan si cewek! Jika ada orang lain nimbrung, saya akan mundur.

Sebagai manusia normal, tentu wajar jika kita sesekali mengobrolkan seks, khususnya dengan orang dekat. Tapi menjadi tidak wajar, bahkan membosankan, jika obrolan kita setiap saat hanya seks dan selangkangan. Oh, well, tidak ada yang lebih membosankan di dunia ini selain orang yang topik obrolannya cuma seks, selangkangan, seks, selangkangan, seks, selangkangan... apalagi jika membicarakannya secara vulgar dengan sembarang orang atau dengan banyak orang.

Di dunia ini hanya ada dua tempat yang bisa kita gunakan untuk membicarakan seks secara terbuka dengan banyak orang. Pertama di seminar, dan kedua dalam tulisan ilmiah (atau setidaknya dalam tulisan satu arah—tidak ada komunikasi antara pembaca dan penulis). Di luar itu, obrolan seks dengan orang banyak akan menjadi vulgar, bahkan murahan. Dan saya tak pernah tertarik dengan apa pun yang murahan.

Tentu munafik kalau saya mengatakan tidak tertarik pada seks. Sebagai lelaki normal, tentu saya punya ketertarikan pada seks. Tetapi bukan berarti saya akan tertarik dengan orang (cewek) yang asyik mengumbar obrolan seks secara demonstratif dengan siapa pun. Bahkan, jika teman saya—cowok maupun cewek—asyik mengobrolkan seks dengan banyak orang secara vulgar, saya akan merasa risih, hingga akan pura-pura tak mengenalnya.

Jadi, kalau kau ingin saya menjauhimu, caranya sangat mudah. Obrolkan saja seks dan selangkangan secara vulgar dengan banyak orang setiap saat, maka saya akan segera menjauhimu, dan akan pura-pura tak mengenalmu. Dan, asal kalian tahu, di dunia ini ada banyak cowok seperti saya. Mereka mungkin cowok-cowok biasa, tidak terkenal, tidak suka cari perhatian, tapi yang jelas mereka cowok-cowok baik yang ingin mendapatkan pacar yang sama baik.

Karenanya, sekali lagi, sebelum mencoba menggebet seorang cowok, perhatikan terlebih dulu karakter dan kepribadiannya. Salah melangkah dalam hal itu bukan hanya akan membuat gebetanmu lepas, tapi bisa jadi dia malah ilfil.

Sebenarnya, urusan semacam ini di dunia maya (Facebook, Twitter, atau lainnya) tidak terlalu sulit, karena kita bisa mengenali kepribadian orang per orang melalui tulisannya, kebiasaannya, atau sikap dan tingkah lakunya. Profil dan interaksi di dunia maya diwakili tulisan, semua percakapan juga dilakukan melalui tulisan. Kalau kita cukup peka, kita bisa memahami karakter orang per orang melalui tulisannya. Lebih mudah lagi jika orang yang kita tuju memiliki blog, hingga kita bisa langsung mengenali karakter dan kepribadiannya secara utuh.

Lanjut ke sini.

 
;