Senin, 01 Juni 2015

Noffret’s Note: Bocah

Semakin dewasa, kehidupan makin rumit dan membosankan.
Hanya kehidupan para bocah yang selalu menyenangkan.
—Twitter, 29 April 2015

Bocah-bocah berbincang tentang hidup. Para remaja membahas pacar.
Orang dewasa stres mikir kerja. Orang tua bercakap-cakap tentang bocah.
—Twitter, 29 April 2015

Hanya para bocah yang memandang hidup penuh gairah, setiap tantangan
adalah permainan, dan setiap hari adalah anugerah yang menyenangkan.
—Twitter, 29 April 2015

Bocah-bocah selalu punya waktu untuk bertemu teman-temannya, bercanda,
dan tertawa. Orang-orang dewasa sudah terlalu sibuk ngurus keluarga.
—Twitter, 29 April 2015

Banyak orang yang semula hebat dan istimewa ketika menjadi bocah,
tapi kemudian berubah membosankan saat dewasa dan tak lagi menjadi bocah.
—Twitter, 29 April 2015

Hanya satu hal yang paling diminati para bocah; permainan. Hanya para bocah
yang memahami sepenuh kesadaran, bahwa hidup adalah permainan.
—Twitter, 29 April 2015

Saat orang dewasa menghadapi perbedaan, mereka marah dan ngamuk.
Saat bocah menghadapi perbedaan, mereka cuma tertawa. Namanya juga bocah!
—Twitter, 29 April 2015

Orang-orang dewasa tampaknya terlalu serius menghadapi hidup.
Mereka seharusnya kembali menjadi bocah,
dan memandang hidup dari mata bocah.
—Twitter, 29 April 2015

Seringkali aku ngeri membayangkan diriku menjadi dewasa.
Berubah membosankan, dengan sikap membosankan,
dengan topik percakapan membosankan.
—Twitter, 29 April 2015

Bagi orang-orang dewasa dan orang tua, semuanya sudah selesai.
Bagi para bocah, semuanya tak pernah selesai.
Bocah-bocah tahu cara hidup.
—Twitter, 29 April 2015

Topik obrolan remaja; pacar. Topik obrolan dewasa; pekerjaan. Topik obrolan
orang tua; anak dan keluarga. Topik obrolan bocah; alam semesta.
—Twitter, 29 April 2015

Hidupmu selesai, saat tidak lagi menjadi bocah. Suatu saat, kapan pun,
kau akan tahu itu benar. Meski mungkin kelak sudah sangat terlambat.
—Twitter, 29 April 2015

Ironi hidup paling ironis adalah, bocah-bocah terburu-buru menjadi orangtua.
Setelah itu, mereka kembali merindukan masa-masa menjadi bocah.
—Twitter, 29 April 2015

Bocah-bocah tidak mencari pacar, karena pacar terlalu membosankan. Bocah-
bocah hanya merindukan mbakyu, karena mbakyu selalu menenteramkan.
—Twitter, 29 April 2015

Aku ingin selamanya menjadi bocah. Hanya itu yang kutahu.
Dan itu pun sudah cukup.
—Twitter, 29 April 2015


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;