Selasa, 14 Juli 2015

Pelajaran Cinta yang Tidak Diajarkan di Sekolah

“Aku tidak suka drama!” jerit seorang wanita. |
Jadi yang dilakukannya itu apa? Mengheningkan cipta?
@noffret


Cara meraih hati pria: Tunjukkan keindahan pada matanya.

Cara meraih hati wanita: Tunjukkan keindahan selain pada matanya.

Para psikolog tahu, pupil mata pria melebar ketika melihat hal-hal indah, tapi wanita justru memejamkan mata.

Yang patut diingat, “keindahan” bagi orang per orang sangat relatif. Karenanya, jangan terpaku pada definisi keindahan yang seolah baku.

....
....

Kalau pria berkata, “Aku tidak suka drama!”, kenyataannya dia memang suka film action atau komedi. Tapi kalau wanita berkata, “Aku tidak suka drama!”, pada waktu itu dia sedang memerankan ratu drama.

Kalau pria mengatakan, “Terserah!” maka artinya memang begitu. Tapi kalau wanita mengatakan “Terserah!” maka bidadari di surga pun belum tentu tahu arti kata itu.

Pria suka mempermudah hal-hal sulit. Wanita suka mempersulit hal-hal mudah.

Itulah kenapa kisah cinta tak pernah selesai ditulis.

....
....

Jika wanita menolak pernyataan cinta seorang pria dengan kasar, ada tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, si wanita yang salah, karena tak tahu cara menolak yang elegan. Kemungkinan kedua, si pria yang salah, karena perilakunya yang telah membuat si wanita sangat jengkel atau malu. Kemungkinan ketiga, keduanya sama-sama salah, dengan berbagai alasan.

Tetapi, jika pria menolak pernyataan cinta seorang wanita dengan kasar, hanya ada satu kemungkinan, yaitu si wanita yang salah. Sekasar apa pun seorang pria, dia pasti tahu cara memperlakukan wanita, khususnya cara menolak yang lembut dan tidak menyakiti. Karenanya, jika pria sampai menolak pernyataan cinta dengan kasar, pasti sikap dan perilaku si wanita sudah sangat keterlaluan.

Tarzan yang hidup di hutan pun tahu cara memperlakukan Jane dengan manis. Sekasar-kasarnya pria, dia tahu cara memperlakukan wanita dengan lembut, kecuali jika si wanita sudah sangat mengganggu dan tak tahu malu.

....
....

Jika statemen di atas masih membingungkan atau meragukan, perhatikan fakta ini.

Ketika ingin memutuskan cinta dengan pasangannya, pria butuh waktu berhari-hari, bermalam-malam, untuk memikirkan cara terbaik dan terhalus untuk melakukannya. Pria tidak ingin (terlalu) menyakiti wanita pasangannya. Logika berperan besar dalam kehidupan pria, dan logika itu pula yang mengendalikannya.

Sebaliknya, wanita hanya butuh satu pertengkaran kecil—atau alasan apa pun yang dianggapnya masuk akal—ketika ingin memutuskan pria pasangannya. Ketika ingin memutuskan cinta, wanita tidak peduli perasaan pasangannya, atau bahkan tak peduli jika menyakiti perasaan pasangannya. Wanita lebih sering dikendalikan emosi.

Cinta, kau tahu, adalah lima huruf tak kasatmata, yang menjadi singgasana tempat wanita (merasa) bertahta.

....
....

Apa pun alasannya, pria yang menjelek-jelekkan wanita yang telah menolaknya akan membuat dunia tertawa mengejeknya.

Apa pun alasannya, wanita yang menjelek-jelekkan pria yang telah menolaknya akan membuat dunia muntah karena muak.

Oh, well, meski mereka tertawa atau muntah di belakangmu.

....
....

Wanita yang menjalin hubungan karena keterpaksaan, bisa jadi akan benar-benar jatuh cinta kepada pria yang menjalin hubungan dengannya.

Pria yang menjalin hubungan karena keterpaksaan, tidak akan pernah benar-benar jatuh cinta kepada wanita yang menjalin hubungan dengannya.

Hati wanita serupa es—ia bisa meleleh. Sekuat dan sebeku apa pun, kau hanya perlu menunggu waktunya. Hati pria seperti karang—ia sulit diubah. Tidak ada cara mengubah karang selain menghancurkannya.

....
....

Pria yang sering merayu akan mendapatkan banyak wanita. Pria yang sangat sering merayu tidak akan mendapatkan satu pun wanita.

Wanita yang suka dirayu akan mendapatkan banyak pria. Wanita yang sangat suka dirayu tidak akan mendapatkan satu pun pria.

Selalu ada perbedaan antara murah dan murahan.

....
....

Kalau pria berkata pada kekasihnya, “Aku mencintaimu apa adanya dirimu sekarang,” kemungkinan besar dia jujur.

Kalau wanita berkata pada kekasihnya, “Aku mencintaimu apa adanya dirimu sekarang,” kemungkinan besar dia bohong.

Jika ingin membuktikan, menikahlah... dan lihat kebenarannya.

....
....

Mengapa Adam dan Hawa terusir dari surga? Karena mereka memakan buah terlarang.

Mengapa mereka memakan buah terlarang? Karena rayuan Iblis.

Kenyataannya memang begitu—tapi sebenarnya tidak sesederhana itu.

You see that? Hawa tidak bisa menerima Adam apa adanya. Ketika Iblis membisiki bahwa memakan buah terlarang akan membuat mereka lebih bahagia, Hawa termakan rayuan. Ia lalu merayu Adam untuk mau makan buah terlarang.

Adam, sebagaimana umumnya pria yang menjadi anak turunnya, merasa berat menolak permintaan wanita pasangannya. Maka mereka pun memakan buah terlarang, dan terusir dari surga.

Adam dan Hawa adalah kita. Surga adalah keindahan hubungan yang hakiki. Iblis adalah kebohongan yang disembunyikan. Buah terlarang adalah jebakan perkawinan.

Manusia paling mengagumkan di muka bumi, kau tahu, adalah pria yang tetap memegang teguh idealismenya meski telah memiliki istri, anak, dan keluarga. Orang semacam itu layak kita cium tangannya.

....
....

Ketika menikah, wanita berharap pria pasangannya akan berubah, sebagaimana dia akan berubah. Karenanya, sejak awal pernikahan sampai kapan pun, wanita akan terus berusaha mengubah dirinya, dan pria pasangannya.

Sebaliknya, ketika menikah, pria berharap wanita pasangannya tidak berubah, sebagaimana dia tidak akan berubah. Karenanya, sejak awal pernikahan sampai kapan pun, pria akan terus berusaha untuk tidak berubah, dan dia akan kecewa ketika pasangannya berubah.

Cinta mendoktrinmu bahwa perkawinan adalah ladang kebahagiaan. Realitas akan mengajarkan kepadamu bahwa perkawinan adalah ajang pertempuran. Dan satu-satunya cara untuk menang dalam perkawinan adalah tetap bergandeng tangan... atau tersenyum dalam kutukan.

....
....

Pria yang terang-terangan menyatakan siap menikah akan membuat daya tariknya meningkat, dan para wanita akan mendekatinya.

Wanita yang terang-terangan menyatakan siap menikah akan membuat daya tariknya lenyap, dan para pria akan menjauhinya.

Buktikan saja kalau tak percaya.

....
....

Ada kemungkinan kau tidak paham atau bahkan tidak percaya pada beberapa hal yang tertulis di sini. Tidak apa-apa. Karena tujuan catatan ini memang bukan untuk meyakinkanmu agar mempercayai atau tidak mempercayai sesuatu.

Namun, bertahun-tahun mendatang—kalau kau masih ingat, dan kalau blog ini masih ada—cobalah kembali baca alinea-alinea di atas, dan mungkin kau baru memahami, serta menemukan kebenarannya. Sayangnya, mungkin, waktu itu kau sudah sangat... sangat tua.

Oh, well, kadang-kadang orang memang membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum menemukan dasar realitas. 

 
;