Jumat, 15 April 2016

Kesunyian Sunyi

Di dasar samudera paling dalam, atau di puncak angkasa 
paling tinggi, yang ada hanya sunyi.


Tidak ada tempat yang lebih terpencil di dunia dibanding Pantai Honopu, yang terletak di Kauai, Hawaii. Pantai itu ada, telah eksis sejak lama, terus tumbuh semakin indah, tapi tidak ada jalan menuju ke sana.

Pantai Honopu terkurung oleh tebing-tebing laut yang megah, setinggi 1.200 kaki (365 meter). Di bagian sudut tebing terdapat air terjun besar, mengalir menuruni tebing laut, melewati ceruk, hingga akhirnya ke laut. Di balik tebing tinggi itulah, Pantai Honopu berada.

Seperti yang disebut tadi, tidak ada jalan yang bisa diakses menuju Pantai Honopu. Jangankan jalan raya, bahkan jalur atau jejak hiking pun tidak ada. Artinya, tidak ada mobil, sepeda motor, atau bahkan sepeda, yang bisa digunakan ke Pantai Honopu. Bahkan umpama kita ingin jalan kaki ke sana, tetap saja tidak ada jalan darat yang bisa digunakan. Mentok-mentoknya, kita akan menabrak dinding tebing.

Mungkin, kita terpikir untuk menggunakan helikopter atau mencarter pesawat untuk sampai ke Pantai Honopu. Tetapi... di sana tidak ada landasan helikopter apalagi bandara untuk parkir pesawat! Jadi, kalau kita nekad datang ke sana menggunakan angkutan udara, maka kita harus nekad terjun dari helikoter atau pesawat untuk sampai di Pantai Honopu.

Secara garis besar, seperti inilah gambaran posisi Pantai Honopu. Pantai ini tidak terlalu luas, terdapat di salah satu pesisir Hawaii. Pada bagian pesisir itu, berdiri tebing-tebing kukuh sekaligus tinggi, mengelilingi Pantai Honopu. Karenanya, seperti yang dibilang tadi, tidak ada akses dari daratan yang sampai ke Pantai Honopu. Bahkan umpama kita nekad jalan kaki pun, langkah kita akan mentok pada tebing tinggi yang menghalangi daratan dari pantai.

Mungkin, orang yang biasa naik gunung terpikir untuk mendaki tebing, lalu masuk ke wilayah Pantai Honopu di seberang tebing. Tetapi, sampai saat ini, belum ada orang waras yang mencoba melakukannya. Tebing-tebing yang mengurung Pantai Honopu tidak hanya curam dan berbahaya, tapi mencapai tinggi 365 meter. Pendaki paling nekad pun akan pikir-pikir jika harus mendaki tebing di sana.

Jadi, sekali lagi, masuk ke Pantai Honopu melalui darat bisa dibilang tidak mungkin dilakukan. Karena itu pula, sampai saat ini, tidak ada jalan raya atau bahkan jejak hiking yang mengarah ke pantai itu.

Bagaimana kalau dari laut? Nah, ada cara untuk sampai di Pantai Honopu, yaitu melalui arah laut, dan itu satu-satunya cara. Pantai Honopu cukup dekat dengan Pantai Kalalu, yang juga ada di Hawaii. Bisa dibilang, Pantai Kalalu adalah satu-satunya “jalan tembus” menuju Pantai Honopu. Tetapi, itu pun sebenarnya tidak bisa dibilang mudah.

Jika kita ingin mendatangi Pantai Honopu melalui Pantai Kalalu, seperti inilah caranya. Mula-mula, dari pesisir Hawaii, kita naik kapal menuju Pantai Kalalu. Kapal tidak bisa lebih jauh lagi, jadi harus berhenti di Pantai Kalalu. Setelah sampai di Pantai Kalalu, kita bisa berjalan kaki di atas bebatuan dan pasir terbuka di sepanjang tebing, kemudian... berenang ke Pantai Honopu!

Terdengar mudah? Tidak! Jarak yang harus ditempuh dengan berenang mencapai 402 meter, sementara arus laut di sana sangat deras. Dibutuhkan energi luar biasa untuk mengarungi jarak 402 meter itu, untuk sampai di Pantai Honopu. Jika kita berhasil selamat menempuh perjalanan sulit itu, dan mampu terus berenang, maka sampailah kita di tempat paling terpencil di dunia, yaitu Pantai Honopu.

Walaupun letaknya sangat terpencil, juga sulit didatangi, tetapi Pantai Honopu sangat terkenal bagi para traveler, petualang, atau wisatawan. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari keindahan pantai ini yang sangat menakjubkan. Meski begitu, keindahan pantai Honopu juga sulit diabadikan, karena... kebanyakan kamera rusak saat sampai di sana!

Seperti yang dibilang tadi, satu-satunya cara untuk sampai di Pantai Honopu hanyalah berenang di arus yang sangat deras, yang menuju ke sana. Saat berenang dihantam arus selama perjalanan, orang tidak terpikir untuk menyelamatkan kamera di sakunya. Biasanya, saat sampai di sana, kamera-kamera sudah tak bisa digunakan karena penuh air.

Beberapa orang beruntung, karena datang ke sana dengan kamera tahan-air. Sehingga kamera bisa digunakan meski telah terendam air cukup lama. Biasanya, para fotografer menyimpan kamera mereka di sebuah tas kedap air yang terapung, lalu berenang ke sana sambil “menyeret” tas tersebut. Dengan cara itulah, keindahan Pantai Honopu dapat diabadikan melalui foto, hingga orang-orang di seluruh dunia tahu keberadaan pantai itu.

Apa yang paling terasa saat sampai di Pantai Honopu?

Kesunyian. Kesunyian dengan K besar.

Atau Keheningan. Keheningan dengan K besar.

Pantai itu memiliki air berwarna biru jernih, dengan riak-riak kecil yang nyaris tidak menimbulkan suara. Di sekeliling pantai, berdiri tebing-tebing yang kukuh dan angkuh, tak tertembus apa pun, memisahkan pantai dengan segala hal yang ada di luar. Di antara tebing, terdapat bongkah-bongkah batu cukup luas—sebagian ditumbuhi lumut lembut yang bersih—tempat orang bisa duduk, atau bahkan berbaring. Ke mana pun mata memandang, yang tampak hanyalah air dan dinding tebing. Dan langit. Dan Sunyi.

Meski orang-orang berdatangan ke sana karena penasaran ingin melihat keindahan Pantai Honopu, kebanyakan mereka tidak ingat lagi pada hal itu. Memang, pantai itu sangat indah, dengan tanaman dan bunga yang tumbuh alami, dengan hamparan pasir yang bersih dan murni, dengan udara yang bebas polusi. Tetapi, keheningan luar biasa di sana segera menyergap siapa pun yang datang.

Saat orang sampai di Pantai Honopu, mereka seketika merasakan suasana kehidupan yang benar-benar lain, seperti bukan lagi di bumi yang bising. Tidak ada suara apa pun—tidak ada dering ponsel, tidak ada suara kendaraan, tidak ada suara televisi, tidak ada suara TOA, bahkan tidak ada suara manusia. Di tempat itu, tanpa diminta, orang berbicara dengan perlahan, berbisik, seolah tidak ingin menodai keheningan yang ada di sana.

Dan keheningan itu langsung menyergap siapa pun yang datang. Karenanya, meski di sana ada pemandangan menakjubkan, orang bahkan terlupa pada hal itu. Saat sampai di sana, mereka lebih suka menikmati keheningan dan kesunyian yang jauh lebih indah—sebentuk hening dan sunyi yang tak bisa ditemukan di tempat lain mana pun di bawah langit. Karena kenyataan itu pula, Pantai Honopu terkenal dengan sebutan Pantai Katedral.

Berbeda dengan pantai lain yang biasanya penuh orang-orang berlarian, cekakakan, atau bermain-main di pasir, atau sibuk selfie, di Pantai Honopu tidak ada semua itu.

Di Pantai Honopu memang ada hamparan pasir, yang bahkan sangat indah dan lembut. Tetapi tidak ada orang yang berminat main pasir di sana. Di Pantai Honopu juga ada spot-spot menakjubkan yang sangat cantik untuk ber-selfie. Tetapi tidak ada orang yang sibuk dengan kamera. Bahkan, di Pantai Honopu kerap ada banyak orang yang datang, tetapi nyaris tak terdengar suara manusia.

Saat sampai di Pantai Honopu, orang seperti terperangkap dalam kesunyian yang sangat indah, dan... tiba-tiba, mereka seperti dipaksa untuk mendengarkan dirinya sendiri. Karena itulah, orang-orang yang sampai di sana biasanya cuma duduk-duduk di antara bongkah tebing dengan alas lumut halus, lalu diam... menatap keheningan pantai, dan menikmati kesunyian yang menakjubkan.

Tidak ada tempat yang lebih terpencil di dunia selain Pantai Honopu. Dan dalam keterpencilan itu, sebuah keindahan menakjubkan tersembunyi... dikungkungi tebing-tebing tinggi tak tertembus, dihalangi deras arus laut. Saat orang sampai di sana, dengan perjuangan menempuh perjalanan sulit luar biasa, pemandangan indah segera menyambut... tapi orang tidak menghiraukan pemandangan itu. Keindahan Sunyi ternyata jauh lebih menakjubkan.

Orang-orang yang sampai di Pantai Honopu biasanya mulai menyadari, betapa anehnya kehidupan mereka selama ini. Kehidupan yang bising, pekak, ramai, pikuk, dan menjauhkan manusia dari keheningan. Sebegitu jauh dari keheningan, hingga orang kadang tak mampu mengenal diri sendiri. Sebegitu jauh dari kesunyian, hingga orang terus berpacu, berlari, menuju sesuatu yang tak dipahami.

Orang-orang yang sampai di Pantai Honopu biasanya mulai memahami, bahwa hanya dalam kesunyian kita bisa mulai mengenal diri sendiri. Hanya dalam keheningan kita bisa menatap kehidupan yang sejati. Karena saat tidak ada apa pun selain sunyi, manusia akan mulai mendengarkan diri sendiri. Saat tidak ada apa pun selain hening, manusia akan menyadari apa sesungguhnya yang sejati.

Dibutuhkan perjuangan dan tekad luar biasa untuk sampai di Pantai Honopu. Begitu pun, dibutuhkan kesadaran, kejernihan hati, dan kemampuan memahami, untuk sampai pada Kesunyian Sunyi.

 
;