Kamis, 14 Juli 2016

Noffret’s Note: Menikah

Setiap Bulan 250 Pasutri di Depok Bercerai http://goo.gl/wVdi7r
@Metro_TV


Lho... katanya orang menikah pasti bahagia?
—Twitter, 27 September 2015

Pada zaman dahulu kala, ada sepasang suami istri yang menyesali perkawinannya, tapi memilih diam-diam saja. Lalu mereka bahagia selamanya.
—Twitter, 24 Oktober 2015

Ada jutaan buku yang membahas indahnya perkawinan. Seiring dengan itu, ada jutaan pasangan yang berperang di pengadilan karena perceraian.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Mereka yang bahagia dalam perkawinannya sibuk bercerita. Tolong, mereka yang menderita dalam perkawinannya juga ikut bercerita. Agar imbang.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Nasihat orang-orang zaman dulu, “Carilah istri yang mau diajak hidup susah.” Nasihat itu sudah menunjukkan apa sebenarnya arti perkawinan.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Masalah kita adalah, orang-orang tua sibuk mendoktrin agar menikah, dan anak-anak muda tidak punya pilihan lain selain menikah.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Jika aku kelak menikah, aku akan berpesan pada anakku, “Menikah adalah pilihan, Nak. Jangan pernah menganggap pernikahan sebagai kewajiban.”
—Twitter, 25 Oktober 2015

“Pasanganku menjengkelkan, anak-anakku rewel, keluargaku kacau dan berantakan. Aku sangat stres!” Memangnya siapa yang nyuruh kamu menikah?
—Twitter, 25 Oktober 2015

“Masyarakatku menikah, orangtuaku menikah, teman-temanku menikah, tetanggaku menikah, jadi aku juga harus menikah!” Well, itulah masalahmu.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Coba search ke Google, “asal usul perkawinan” atau “sejarah perkawinan” (gunakan beberapa bahasa di luar Indonesia), dan lihat hasilnya.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Sebenarnya, aku tidak punya masalah dengan perkawinan. Aku hanya muak dengan orang-orang yang merasa hebat hanya karena punya pasangan.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Aku sangat... sangat ingin membaca buku yang ditulis suami atau istri yang mau benar-benar JUJUR mengungkapkan perkawinan yang dijalaninya.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Ada buku berjudul “Menikahlah, Maka Kau Akan Kaya”. Temanku membaca buku itu, lalu menikah. Sampai bertahun-tahun, dia tidak juga kaya.
—Twitter, 25 Oktober 2015

Secara objektif, menikah atau tidak menikah memang punya masalah. Yang jadi masalah, mereka yang sudah menikah sok seolah tak punya masalah.
—Twitter, 25 Oktober 2015


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;