Sabtu, 24 Desember 2016

Misi dan Rahasia Illuminati (2)

Catatan ini lanjutan catatan sebelumnya. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, sebaiknya bacalah catatan sebelumnya terlebih dulu.

***

Sementara itu, ada orang-orang yang menyadari bahaya tengah mengancam keberlangsungan hidup mereka. Orang-orang itu memperhatikan pertumbuhan populasi yang terus meningkat, dan kehidupan di lingkaran yang makin tidak nyaman dihuni akibat jumlah penduduk yang amat padat. Sebagian orang itu berusaha dan berupaya menyadarkan masyarakatnya mengenai bahaya yang siap datang, tapi masyarakat tidak pernah mau mendengarkan. Alih-alih mendengarkan, masyarakat justru menganggap ajakan untuk sadar sebagai kesalahan.

Orang-orang yang menyadari bahaya itu lama-lama memahami, bahwa mereka hanyalah minoritas di antara masyarakat luas. Mereka hanya punya pengetahuan, tapi tidak punya apa pun yang bisa menjadi daya atau kekuatan untuk menyampaikan pengetahuan mereka agar masyarakat percaya. Jadi, akhirnya, mereka pun memilih diam. Karena berbicara juga sia-sia. Tidak ada orang yang mau percaya pada yang mereka katakan. Tidak ada yang mau memahami bahwa lingkaran tempat mereka hidup sedang dalam ancaman bahaya mengerikan.

Sekarang bayangkan bahwa lingkaran itu adalah bumi tempat kita hidup. Sementara orang-orang minoritas itulah yang lalu terbentuk sebagai Illuminati, yaitu orang-orang yang memahami suatu pengetahuan, ketika masyarakat luas tidak mampu dan tidak mau menerima pengetahuan itu.

Kita lihat...? Illuminati tidak pernah menyembunyikan apalagi merahasiakan pengetahuan apa pun. Mereka sebenarnya telah berusaha menyampaikan kepada kita, mengenai apa yang mereka tahu, yang mereka lihat, agar kita waspada. Tapi kita tidak percaya pada mereka. Oh, well, kita tidak pernah percaya. Karena, di mata kita, mereka hanyalah kaum aneh yang minoritas.

Sampai kemudian, orang-orang yang tergabung dalam Illuminati bertemu orang-orang lain yang memiliki kekayaan, kekuasaan, dan pengaruh besar. Mereka terdiri dari para pengusaha, bankir, pemilik perusahaan makanan, hiburan, farmasi, penguasa jaringan media, dan lain-lain, sampai orang-orang di pemerintahan di banyak negara. Orang-orang itu disatukan oleh visi yang sama, yaitu kesadaran mengenai kebenaran pengetahuan Illuminati. Mengenai masa depan bumi di masa yang akan datang.

Orang-orang berkuasa itu memahami visi Illuminati, dan mereka bergabung demi misi tersebut. Tetapi, karena masyarakat luas sulit disadarkan mengenai pengetahuan yang mereka pahami, mereka pun akhirnya menyampaikan pengetahuan itu dengan cara mereka sendiri. Maka lahirlah sesuatu yang kemudian kita sebut “konspirasi”.

Sampai di titik itu, Illuminati mulai memasuki wilayah abu-abu.

Sejak itu, Illuminati bukan hanya kumpulan orang-orang berpengetahuan, karena mereka kini telah bergabung dengan orang-orang yang punya kekuasaan dan pengaruh. Ketika dua kekuatan itu bersatu—pengetahuan dan kekuasaan—maka bahaya paling mengerikan di bawah langit pun dimulai....

Di mata orang-orang Illuminati, manusia yang menghuni lingkaran bumi—sebagaimana yang digambarkan di atas—memiliki dua tipe. Yang pertama adalah tipe konstruktif, yaitu mereka yang memiliki kontribusi positif bagi kehidupan lingkaran atau bumi secara luas. Keberadaan mereka membawa dampak positif bagi kehidupan di lingkaran bumi. Kehidupan mereka mendatangkan manfaat, pengetahuan, dan kesadaran bagi sesama manusia.

Sementara tipe kedua adalah tipe destruktif, yaitu mereka yang tidak memiliki kontribusi apa-apa terhadap kehidupan di lingkaran bumi, selain hanya hidup, beranak pinak, menghabiskan sumber daya bumi, lalu mati. Mereka tidak memiliki manfaat apa pun, selain hanya menambah jumlah populasi. Ketiadaan mereka, bagi Illuminati, jauh lebih baik daripada keberadaan mereka, karena nyatanya mereka tidak punya kontribusi positif apa-apa bagi kehidupan di bumi.

Berdasarkan cara pandang semacam itu, orang-orang Illuminati pun berpikir, “Kenapa kita harus susah-payah memelihara bumi, sementara mereka—yang jumlahnya sangat banyak—tidak melakukan apa-apa, selain hanya beranak pinak dan menghabiskan sumber daya bumi? Daripada kita repot-repot berusaha menyelamatkan bumi dari ulah mereka, jauh lebih baik kita hancurkan saja mereka!”

Semula—sebagaimana yang telah disebut tadi—orang-orang Illuminati telah berusaha memberitahu bahaya yang menghadang masa depan bumi, di kehidupan manusia yang akan datang, jika populasi tidak terkontrol. Tapi umat manusia tidak ada yang mau mendengarkan, tidak ada yang mau percaya. Kenapa? Karena itu berhubungan dengan selangkangan mereka!

Dalam urusan kawin, homo sapiens adalah budak selangkangannya! Jadi, mereka pun terus kawin dan kawin dan kawin dan kawin, dan meledaklah populasi, seperti yang kita lihat sekarang.

Menghadapi hal itu, Illuminati akhirnya menggunakan cara lain dalam menjalankan visi mereka. Alih-alih kembali mengingatkan agar manusia mengontrol populasi, Illuminati akhirnya memanfaatkan ledakan populasi itu untuk menghancurkan manusia secara luas, sekaligus mengambil keuntungan dari kondisi itu.

Sekarang kita sampai pada titik paling krusial menyangkut Illuminati. Selama ini, Illuminati kerap dituduh atau disebut-sebut berencana menghancurkan dunia. Istilah itu sebenarnya keliru, meski maksudnya mungkin benar.

Illuminati tidak punya rencana menghancurkan dunia. Yang ingin mereka hancurkan adalah manusia, karena jumlah manusia sudah terlalu banyak! Jadi, Illuminati memang ada di belakang berbagai kerusakan yang ada di dunia ini, tapi misi mereka cuma satu—menghancurkan manusia, dan mengurangi populasi sebanyak-banyaknya.

Sejak itulah, mereka merancang program depopulasi, atau pengurangan penduduk bumi, dengan cara yang cerdas, licin, dan sistematis. Program itu dilakukan di berbagai bidang, dan mereka mengambil keuntungan sekaligus menjalankan visi mereka. Ketika rencana itu dijalankan, perbudakan umat manusia pun dimulai.

Sampai di sini, dia mengangguk-angguk, lalu berkomentar, “Kedengarannya menakjubkan. Tapi apa yang kaumaksud perbudakan umat manusia?”

Saya mengisap rokok, mengembuskan asap sesaat, lalu menjelaskan, “Jika aku harus menjelaskan secara detail, percakapan ini mungkin baru akan selesai tahun depan, karena begitu banyak yang harus kujelaskan. Tetapi, yang jelas, seperti yang kukatakan tadi, Illuminati tidak hanya terdiri dari orang-orang pintar, tapi juga orang-orang yang memiliki pengaruh dan kekuasaan besar. Ada yang menguasai dunia perbankan, makanan dan minuman, media, hiburan, kesehatan dan farmasi, sampai tokoh-tokoh berpengaruh di banyak bidang ilmu pengetahuan, yang dapat mengubah hitam tampak putih dan yang putih tampak hitam.”

Dia mengangguk.

Setelah itu, saya melanjutkan dengan paparan berikut.

Umpamakan saja saya anggota Illuminati, dan menguasai bisnis makanan serta minuman yang dikonsumsi mayoritas pasar dunia. Sangat mudah bagi saya untuk memasukkan racun dengan nama tersamar—sehingga tampak tidak berbahaya. Jika ada yang curiga, saya bisa mengontak rekan-rekan ilmuwan yang sesama anggota Illuminati untuk menegaskan bahwa bahan-bahan beracun yang saya masukkan ke dalam makanan dan minuman sama sekali tidak berbahaya. Mereka ilmuwan-ilmuwan terkenal, yang setiap ocehannya akan dipercaya.

Kemudian, rekan-rekan saya yang mengusai bisnis media—yang sama-sama anggota Illuminati—akan mengekspos ocehan para ilmuwan itu, sehingga masyarakat dunia akan ikut percaya dan meyakini bahwa bahan-bahan beracun yang saya masukkan ke dalam makanan serta minuman sama sekali tidak berbahaya.

Jadi, bisnis makanan dan minuman saya tetap berjalan lancar, orang-orang tetap mengonsumsi, dan saya mendapat keuntungan. Sementara itu, visi saya sebagai anggota Illuminati juga berhasil dijalankan, yaitu depopulasi. Semakin banyak orang mengonsumsi makanan dan minuman yang saya produksi, mereka pun mati perlahan-lahan, digerogoti penyakit. Ketika mereka sakit, mereka membutuhkan obat, dan hal itu diambil alih oleh rekanan saya, sesama anggota Illuminati, yang menguasai bisnis farmasi.

Itu baru bidang makanan dan minuman. Bisakah kita membayangkan apa yang mereka lakukan di bidang kesehatan? Mereka bisa menciptakan penyakit, sekaligus menciptakan obatnya! Di bidang perbankan? Mereka bisa menciptakan sistem yang menjerat banyak orang dalam cekikan inflasi. Di bidang media? Mereka bisa mengabarkan apa pun yang ingin mereka kabarkan, sekaligus menyembunyikan atau membuat remang-remang sesuatu yang tidak ingin mereka katakan. Pendeknya, mereka memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk menjalankan misi mereka.

Berdasarkan ilustrasi ini saja, kita bisa melihat bagaimana Illuminati memanfaatkan kekuasaan mereka untuk mengambil keuntungan, sekaligus menjalankan visinya terhadap penduduk bumi.

Jika semula Illuminati khawatir dengan populasi penduduk bumi yang terus meningkat, sekarang mereka menggunakan hal itu untuk mengeruk keuntungan. Mereka tidak lagi meminta orang-orang agar berhenti menambah populasi, mereka sendirilah yang menjalankan misi itu, dengan cara mereka sendiri. Kenyataannya, dalam rencana yang dijalankan Illuminati, mereka justru mengeruk banyak keuntungan atas meledaknya populasi, karena itu artinya semakin banyak pula budak mereka.

Setelah terdiam beberapa lama, dia berujar, “Berdasarkan semua itu, apakah kau mendukung yang dilakukan Illuminati?”

Saya menjawab, “Sejujurnya, aku menghadapi dilema. Di satu sisi, aku memahami visi Illuminati memang benar. Tetapi, karena mereka menghadapi kebebalan manusia yang tidak juga memahami kekhawatiran mereka, akhirnya mereka pun menggunakan cara yang berbahaya, sebagaimana yang kujelaskan tadi. Karena mereka tidak bisa menghentikan populasi manusia, mereka pun memanfaatkan populasi itu untuk keuntungan mereka, sambil diam-diam melakukan depopulasi dan menghancurkan kehidupan manusia. Dalam hal itu, yang paling kukasihani adalah orang-orang yang tidak tahu.”

“Sepertinya rumit, ya?”

“Sangat rumit,” saya menjawab. “Persoalan ini sudah dimulai sejak beberapa abad lalu, dan gerak lajunya semakin cepat. Karena cengkeraman Illuminati semakin besar dan kuat dari tahun ke tahun, dan itu menjadikan pengaruh mereka semakin besar dan semakin kuat. Bisa dibilang, sekarang mereka telah ada di semua lini, di semua bidang, di semua tempat, tanpa dihalangi oleh batas apa pun. Sekali lagi, jika aku harus menjelaskan sampai detail, percakapan ini akan selesai tahun depan, karena harus menjelaskan banyak hal. Tetapi, yang jelas, dari uraian singkat tadi, sekarang kita mulai memahami bahwa Illuminati bukan sekadar mitos konspirasi sebagaimana yang sering diocehkan orang-orang yang tidak tahu. Illuminati benar-benar ada, bahkan di dekat kita, tapi mereka tak terlihat.”

“Selain tanda mata?”

“Selain tanda mata,” saya mengangguk. “Itu sudah menegaskan bahwa mereka tidak main-main. Tanda mata yang ada di mana-mana itu dengan jelas dan tegas telah memberitahu bahwa mereka melihat kita... meski kita tidak melihat mereka. Omong-omong, apa yang lebih hebat dari itu? Kalau kau bisa melihat apa pun, tapi kau tidak bisa dilihat siapa pun, maka kau menggenggam kekuasaan mutlak.”

Setelah terdiam sesaat, dia berujar, “Sekarang aku memahami maksud tanda mata itu. Bagaimana dengan piramida terpenggal? Maksudku, bagaimana kau mengartikan tanda itu?”

Saya menjawab perlahan-lahan, “Bisa saja aku keliru. Tetapi, yang kupahami dari tanda atau simbol itu adalah sindiran atau ejekan Illuminati kepada kita. Bagi mereka, piramida menyimbolkan tubuh manusia. Bagian paling atas atau puncak adalah kepala atau otak. Dalam lambang Illuminati, puncak piramida dipenggal, dan... apa yang ada di tengah penggalan itu?”

“Satu mata?”

Saya tersenyum. “Itulah ejekan yang kumaksud. Bagi Illuminati, kita semua sudah tidak menggunakan otak dan akal waras sebagai manusia, hingga disimbolkan dengan piramida terpenggal di bagian puncak. Tepat di tengah penggalan itu, terdapat tanda satu mata, yang menyimbolkan bahwa otak dan pikiran dan kehendak kita telah digantikan oleh otak dan pikiran dan kehendak mereka.”

Dia mengangguk. “Sekarang pertanyaan lain. Mengapa Illuminati memuja Isis?”

“Isis adalah Dewi atau Ibu Bumi,” saya menjawab. “Itu sudah menjelaskan semua hal yang dari tadi kuocehkan. Asal mula Illuminati adalah kesadaran mengenai upaya menyelamatkan bumi dari kehancuran akibat ulah manusia. Visi mereka adalah menyingkirkan atau setidaknya mengurangi jumlah manusia, demi kelestarian bumi. Karenanya wajar kalau mereka memuja Ibu Bumi.”

Dia mengangguk-angguk, lalu kembali berkata, “Dalam banyak artikel dan buku yang pernah kubaca, sering disebutkan bahwa Illuminati juga sengaja merusak moral manusia dengan narkoba, berbagai hiburan yang menyesatkan, dan lain-lain. Apakah itu benar?”

“Jawabannya merujuk pada penjelasanku tadi. Misi Illuminati cuma satu—menghancurkan manusia, menurunkan jumlah populasi, demi menyelamatkan bumi. Bagi Illuminati, semakin rusak manusia, semakin mudah pula dihancurkan. Karenanya mereka memang sengaja melakukan aneka cara yang ditujukan untuk merusak manusia—secara moral, pikiran, kesehatan, hingga rohani. Untuk tujuan itu, mereka akan menggunakan cara apa pun, karena nyatanya mereka memiliki kekuasaan di berbagai bidang, termasuk di dunia hitam dan dunia hiburan. Di Hollywood, misalnya, mereka bisa mengangkat seorang artis hingga sangat terkenal, sekaligus bisa menenggelamkan seorang artis hingga namanya dilupakan. Mereka punya pengaruh sangat besar. Dan mereka punya aturan yang tak bisa diganggu gugat, ‘Ikuti kami, atau kami akan menghancurkanmu’.”

Setelah mengisap rokok sesaat, saya melanjutkan, “Sekarang kita paham, kenapa Illuminati selalu dilekatkan dengan orang-orang terkenal, orang-orang hebat, atau orang-orang berpengaruh. Karena Illuminati memiliki pengaruh besar terhadap orang-orang terkenal itu, atau orang-orang itulah yang memiliki visi sama dengan Illuminati. Semua orang yang dicurigai sebagai anggota—atau memiliki keterkaitan dengan Illuminati—selalu orang hebat, orang terkenal, atau orang berpengaruh. Sebaliknya, sampai saat ini, kita belum pernah menemukan ada orang biasa atau orang tolol yang dicurigai sebagai anggota Illuminati. Karena kenyataannya Illuminati juga tidak sudi menerima mereka.”

Keheningan menggantung beberapa saat.

Setelah terdiam beberapa lama, dia tampak tersenyum. “Omong-omong, apakah kau sebenarnya anggota Illuminati?”

Saya membalas senyumnya. “Kalau aku anggota Illuminati, aku tidak akan menjelaskan semua ini.”

 
;