Minggu, 05 Februari 2017

Kebahagiaan Tak Butuh Pengakuan

Tidak suami, tidak istri, dari dulu aku sudah berpikir (bahkan yakin)
kalau sebenarnya yang terjadi memang seperti di artikel di bawah ini.
@noffret

Ini Dia Pertanda Wanita Tidak Bahagia Jadi Seorang Ibu
http://bit.ly/2kefFNq
‏—@kompascom


Suami (/istri) yang butuh pengakuan di dunia maya, yang sok bahagia dalam perkawinannya, sebenarnya di dunia nyata mengalami hal sebaliknya.

Orang senang menciptakan khayalan dirinya. Ketika khayalan tidak bisa diwujudkan, mereka pun menganggap khayalan seolah-olah kenyataan.

Perbedaan orang yang bahagia dan tidak bahagia itu sederhana. Kalau kau butuh pengakuan bahwa kau bahagia... maka artinya kau tidak bahagia!

Orang yang berkoar-koar tentang indahnya perkawinan, sebenarnya sedang butuh pengakuan bahwa dia bahagia dalam perkawinannya. Sudah paham?

Orang yang benar-benar bahagia tidak peduli orang lain menganggapnya bahagia atau tidak. Dia tidak butuh pengakuan untuk kebahagiaannya.

Orang yang benar-benar kaya tak peduli orang lain menganggapnya kaya atau tidak. Yang tidak kaya, berusaha pamer agar diakui kalau dia kaya.

Orang yang benar-benar hebat tidak peduli orang lain menganggapnya hebat atau tidak. Kalau masih butuh pengakuan, berarti tidak hebat.

Tak peduli orang bersumpah bahwa dia bahagia dalam perkawinannya, aku tidak akan percaya. Karena kebahagiaan tak pernah butuh pengakuan.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 3 Januari 2017.

 
;