Rabu, 26 April 2017

Kepada Calon Pacarku

Kepada calon pacarku yang entah di mana, yang entah ada atau tak ada.

Aku menulis catatan ini untukmu, karena aku tak tahu bagaimana mengatakannya langsung kepadamu. Aku menulis catatan ini, agar kau tahu siapa aku, sebelum (mungkin) memutuskan untuk menjadi pacarku. Aku menulis catatan ini kepadamu, sebagai bentuk kejujuranku, sebelum kau melangkah lebih jauh.

Aku tidak tahu kapan atau di mana kita akan bertemu. Mungkin aku akan menemukanmu di dunia nyata, entah bagaimana caranya. Atau mungkin pula kita bertemu di dunia maya, entah bagaimana jalannya. Yang jelas, jika sewaktu-waktu kita kelak bertemu, dan mungkin saling jatuh cinta, aku berharap kau menemukan catatan ini, dan membacanya.

Jika kelak kita bertemu di dunia nyata, jangan tertipu oleh wujudku yang tampak dewasa. Meski mungkin aku tampak tak berbeda dengan kebanyakan lelaki lain, aku ingin kau tahu bahwa aku berbeda dengan mereka. Bukan lebih baik dari mereka, tapi mungkin lebih buruk.

Aku tidak sedewasa yang mungkin kaulihat. Sebenarnya, aku hanya sesosok bocah—sering kebingungan, ketakutan, dan terlalu takut dilukai. Aku adalah bocah yang terkurung dalam sosok dewasa, anak kecil yang kadang menangis saat terluka.

Karenanya, ingatlah selalu kenyataan itu, bahwa aku hanya sesosok bocah. Cara terbaik menghadapiku adalah membayangkan dirimu menghadapi seorang bocah. Kalau kau menantangku, aku akan balik menantangmu. Kalau kau mencoba membuatku terluka, aku akan bilang persetan denganmu, dan kau boleh pergi ke neraka. Tetapi, kalau kau bersikap baik kepadaku, aku akan datang kepadamu. Kalau kau bersikap manis kepadaku, aku akan ada dalam pelukanmu.

Jadilah mbakyu—oh, well, jadilah seorang mbakyu. Karena hanya dengan cara itu kau bisa memiliki aku, sepenuhnya diriku.

Jika kelak kau menemukanku di dunia maya, dan mungkin mengenalku lewat blog ini, jangan terkecoh oleh tulisan-tulisanku. Meski mungkin tulisanku kauanggap dewasa atau bahkan bijaksana, aku tidak sedewasa yang mungkin kaupikirkan. Tulisan-tulisanku di blog ini sebenarnya refleksi kehidupanku yang penuh luka dan amarah, sebentuk upaya dalam menjaga kewarasanku sebagai manusia.

Aku tidak sebaik yang mungkin kaupikirkan. Juga tidak sepintar atau sebijaksana yang mungkin kaubayangkan. Aku hanyalah sesosok bocah terluka, yang mencoba menghibur diri dengan menulis, untuk mengeluarkan amarah, meredakan tangis, berusaha menyembuhkan luka melalui kata-kata. Di blog ini.

Karenanya, kalau kemudian kita saling berinteraksi di dunia maya, ingatlah selalu kenyataan itu, bahwa aku hanya sesosok bocah. Cara terbaik menghadapiku adalah membayangkan dirimu menghadapi seorang bocah. Lebih spesifik, seorang bocah terluka, yang kebingungan, dan kesepian.

Kalau kau mencoba menggunakan kode-kode tertentu, aku belum tentu paham. Kalau kau berharap aku agresif mendekatimu, kau hanya akan mengecewakan diri sendiri, karena aku tidak tahu caranya. Kalau kau ingin aku melakukan sesuatu, kau harus mengatakannya dengan kata-kata, secara jelas, langsung kepadaku, sebagaimana kau menghadapi seorang bocah.

Ingatlah selalu, aku hanya seorang bocah.

Dan jangan pernah menantangku, atau mencoba melukaiku. Karena itu akan menjadi kesalahan terbesarmu. Tak peduli secinta apa pun aku kepadamu, aku lebih memilih menyelamatkan batinku agar tak terluka, dan kau boleh pergi ke neraka.

Jadilah mbakyu—oh, well, jadilah seorang mbakyu. Hadapi aku, si bocah bodoh ini, dengan sikap seorang mbakyu. Karena hanya itu satu-satunya cara agar kita dapat bertemu.

....
....

Kepada calon pacarku yang entah di mana, yang entah ada atau tak ada.

Lelaki-lelaki lain mungkin akan berkata kepadamu, atau berusaha menunjukkan kepadamu, bahwa mereka sosok sempurna. Tetapi, sekarang, aku ingin mengatakan kepadamu, secara jujur, bahwa aku jauh dari sempurna. Bahwa aku memiliki banyak kekurangan, dan pengalaman buruk, dan masa kecil yang suram, yang kini menyisakan jiwa penuh luka.

Aku ingin kau tahu kenyataan itu, agar kau bisa memilih. Memilih untuk tetap menjadi pacarku, atau memilih untuk mencari yang lebih baik dari aku, dan itu hakmu. Aku tidak ingin membohongimu tentang siapa aku. Aku hanya seorang bocah. Yang kesepian, dan penuh luka.

Dan kalau kau memutuskan untuk menjadi pacarku, ingatlah selalu kenyataan itu. Ingatlah selalu bahwa lelaki yang menjadi pacarmu ini bukan siapa-siapa, selain hanya bocah kesepian yang terluka. Karenanya, berikan kasihmu, dan selamatkan aku dari kesepian jiwaku. Bantulah aku menyembuhkan dan menutup luka-luka, yang bertahun-tahun terus menganga.

Dan sebagai balasannya, kau memiliki cintaku. Sepenuhnya cintaku.

 
;