Senin, 18 Desember 2017

Dehem-dehem Seperti Orang Bijaksana yang Sebenarnya Tidak Bijak

Saya berkata pada seorang bocah, “Apakah kamu pernah dehem-dehem seperti orang bijaksana yang sebenarnya tidak bijak?”

Dia melongo. “Aku pernah... apa?”

Saya mengulang, “Apakah kamu pernah dehem-dehem seperti orang bijaksana yang sebenarnya tidak bijak?”

“Dehem-dehem seperti orang bijaksana yang sebenarnya tidak bijak?”

“Ya, itu.”

Dia tampak mengingat-ingat, lalu menjawab, “Sepertinya belum pernah.”

“Kalau begitu hidupmu sungguh sia-sia.” Saya menggeleng dengan sedih, dan berbisik, “Oh, well, sungguh sia-sia.”

Dia terkejut. “Kenapa hidupku sungguh sia-sia?”

“Karena,” saya menjawab, “hidup ini sungguh sia-sia, jika kamu tidak pernah dehem-dehem seperti orang bijaksana yang sebenarnya tidak bijak.”

....
....

Dia menghilang sebentar, lalu muncul lagi sambil menyodorkan sesuatu. “Sepertinya kamu lupa minum obat.”

 
;