Kamis, 01 Maret 2018

Jerat Setan Bernama Utang

Amerika adalah negara dengan utang terbesar di dunia. Jepang, Cina, Italia, Jerman, Prancis, Spanyol, dan lain-lain, juga punya utang besar.

Nyaris semua negara di dunia memiliki utang, dari kecil sampai besar. Jika semua negara punya utang... lalu KEPADA SIAPA MEREKA BERUTANG?

Ada satu pihak yang memberi utang kepada negara-negara di dunia, dan pihak itu jelas BUKAN NEGARA. Karena jika ia negara, ia juga berutang.

Coba tanya Sri Mulyani, siapa sebenarnya yang memberi piutang ke Indonesia, juga ke negara-negara lain. Amerika? Tidak mungkin! Mereka kere.

Orang-orang awam mengira Indonesia berutang pada Amerika. Tidak. Amerika sedang pusing memikirkan utangnya sendiri yang menggunung.

Jika negara sebesar Amerika punya utang luar biasa besar, kira-kira kepada siapa mereka berutang? Pertanyaan menarik, huh? Coba pikirkan.

Utang yang sekarang membelit semua negara di dunia adalah utang yang sama. Mereka terbelit utang pada pihak yang sama... di luar mereka.

Ilustrasi mudah ini memberitahu kita, bahwa ada satu kekuatan yang mengendalikan semua negara di dunia. Jerat utang adalah salah satu cara.

Apakah "konspirasi internasional" benar-benar ada? Menurutku, ya, ada. Utang yang kini membelit negara-negara di dunia adalah bukti nyata.

Jika ingin tahu asal usul uang sampai asal usul utang, serta kegilaan di dalamnya, baca buku ini: History of Money karya Andrew Hitchcock.

Orang kadang bilang, "Soal uang, rezeki, sudah ada yang mengatur." Benar sekali. Masalahnya, "yang mengatur" tidak seperti yang mereka kira.

Selain History of Money, buku lain Andrew Hitchcock yang sangat penting dibaca untuk memahami uang dan utang adalah The Synagogue of Satan.

Dunia tidak baik-baik saja, my love. Utang negaramu yang sangat besar, juga utang negara-negara lainnya, adalah ancaman nyata di masa depan.

Ada satu pihak yang saat ini menggenggam kekuasaan atas semua negara di dunia melalui belitan utang, dan utang itu kian hari terus menumpuk.

Negara-negara di dunia tidak mampu melunasi utang mereka. Sebaliknya, utang mereka terus bertambah. Buktinya mudah, negara kita sendiri.

Jadi, akan tiba suatu masa, ketika akhirnya negara-negara kolaps, akibat belitan utang yang menjerat mereka. Bisa membayangkan lanjutannya?

Bagaimana pun, pemberi utang akan menagih piutang mereka sampai lunas. Sama seperti bank menagih tunggakan dari tumpukan kartu kreditmu.

Kalau kau tidak mampu melunasi utang yang menumpuk pada bank, apa yang kira-kira mereka lakukan? Benar, bank akan menyita aset-asetmu.

Jika negara tidak bisa membayar utang-utangnya, hasilnya sama saja. Pihak pemberi piutang akan menyita aset-aset yang dimiliki negara.

"Negara kita kaya," kata Sri Mulyani, "jadi tidak perlu takut berutang." | Aku tidak paham. Kalau memang kaya, kenapa utang justru menumpuk?

Sri Mulyani bilang negara kita kaya. Tapi utang terus bertumpuk, sementara warga negara dikejar-kejar pajak seperti penjahat. Oh well, kaya.

Dengan segala kebodohan, aku tidak paham dengan orang yang menyombongkan diri kaya, tapi di saat sama juga bangga karena menumpuk utang.

Kalau ada orang yang sok membanggakan kekayaannya, tapi di saat sama juga rajin menumpuk utang, aku punya satu kata untuknya: Pembual.

Kehidupan terbaik bukan kemewahan yang dibangun di atas utang. Karena hanya orang tolol yang sudi berlayar dengan kapal kertas yang rapuh.

Aku tidak kaya, Bu Sri Mulyani. Tapi aku ingin Anda tahu, aku bangga karena tidak punya utang atau cicilan. Menurutku, itulah hidup terbaik.


*) Ditranskrip dari timeline @noffret, 2 November 2017.

 
;