Minggu, 25 September 2016

Noffret’s Note: Agama

Ada temanku yang atheis, karena, “Aku muak melihat orang-orang yang sok suka menyebut Tuhan, tapi kelakuan mereka lebih hina dari binatang.”
—Twitter, 25 Agustus 2016

Agama kadang penuh ironi. Digunakan segelintir orang untuk menutupi kebobrokannya sendiri. Misalnya keluarga Sultan Brunei.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Brunei Darussalam menerapkan syariat Islam. Padahal, keluarga Sultan Brunei suka... silakan googling (siapa tahu ketemu, biar bisa tahu).
—Twitter, 25 Agustus 2016

Penerapan syariat Islam di Brunei itu ironi, karena orang yang menggagas (yakni Sang Sultan) tidak bisa disebut islami, bahkan... well.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Ketika “ketidakberesan” keluarga Sultan Brunei dibahas, terkait syariat Islam yang mereka terapkan, mereka berdalih dengan apologi. Konyol.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Keluarga Sultan Brunei menjalani gaya hidup yang tak jauh beda dengan keluarga Kennedy di AS. Tapi mereka butuh topeng untuk menutupi.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Yang kayak gitu bukan cuma Brunei. Dokumen Wikileaks membocorkan bahwa Saudi, Qatar, dan Mesir, adalah sekutu AS dan Israel. Islami apaan?
—Twitter, 25 Agustus 2016

Tetangga kita, Malaysia, konon negara yang islami. Padahal, gaya hidup anak-anak muda di sana jauh lebih parah dibanding anak-anak Jakarta!
—Twitter, 25 Agustus 2016

Di Indonesia, Aceh menerapkan syariat Islam. Hasilnya? Aceh menduduki peringkat pertama sebagai tempat paling rawan dalam pelecehan seksual.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Latar belakang semacam itulah, yang menjadikan banyak orang muak terhadap agama, karena terlalu sering disalahgunakan dan dimanipulasi.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Dulu, ada orang yang sering menceramahiku seolah-olah dia paling alim sedunia. Belakangan terungkap, dia suka nonton bokep. Kan, bangsat!
—Twitter, 25 Agustus 2016

Dulu, ada orang yang hobi ngoceh soal agama. Dikit-dikit agama, dikit-dikit agama. Belakangan ketahuan, dia tidak tahu apa-apa soal agama.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Terkait agama, aku punya semacam rumus baku: Semakin orang tidak tahu apa-apa soal agama, semakin rajin dia ngoceh dan ngemeng soal agama.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Sebenarnya, aku bahkan telah sampai pada tahap “tidak percaya” pada orang yang hobi ngoceh agama, karena paham kualitas orang semacam itu.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Orang-orang paling alim dan paling memahami agama, setidaknya yang kukenal, adalah orang-orang yang justru paling jarang ngoceh soal agama.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Hal-hal paling mulia di dunia menjadi sampah yang hina, gara-gara ada di tangan segelintir keparat idiot yang merasa paling benar di dunia.
—Twitter, 25 Agustus 2016

Agama adalah kesunyian masing-masing. Karena itulah aku tak pernah paham dengan TOA dan orang-orang yang hobi ngemeng agama dengan bising.
—Twitter, 25 Agustus 2016

“Agama adalah candu,” kata Karl Marx.
Bagi sebagian orang, mungkin memang begitu.
—Twitter, 25 Agustus 2016


*) Ditranskrip dari timeline @noffret.

 
;